Kesenian
Rebana atau hadrah al-Banjari adalah sebuah kesenian khas islami yang
berasal dari daerah Kalimantan. Irama nadanya yang unik dan eksotik
membuat kesenian ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia hingga
sekarang, baik dari kalangan anak muda maupun orang tua, kalangan
santri sampai para musisi, bahkan sampai ke kalangan eksekutif muda,
Kesenian
Rebana Al-Banjari masih mempunyai keterkaitan sejarah pada masa
penyebaran agama Islam oleh Wali songo di Pulau Jawa, Tidak bisa
dipungkiri di dalam sejarah bahwa dengan kesenian-lah Wali Songo
mampu mengIslamkan hampir seluruh penduduk Pulau Jawa. Jadi tidak heran
jika para habaib jaman sekarang membudayakan kesenian rebana dalam
mengiringi dakwahnya, dan hasilnya ?? puluhan, ratusan, bahkan ribuan
orang berduyun-duyun datang ke majelisnya...
Keunikan
Rebana Al-Banjari yaitu pada saat memainkannya, dimana setiap pukulan
pemain yang satu berbeda dengan pukulan pemain yang lain namun saling
melengkapi, jadi tiap tiap pemain harus menjaga egonya dalam memukul
supaya harmonis. Pada dasarnya ada dua jenis pukulan Rebana Al-Banjari,
yaitu Pukulan Nikahi dan Pukulan Nganaki .
Berikut dasar pukulan Rebana Al-Banjari :
A. NIKAHI
DT (DDD TDT) TD TTTT TTTD DDDD DDDD.
TTTT D TTTT TTTT D TTTD.
TTT TTTT (TTTT D TTTD)D TTTT D TTTD
B. NGANAKI
DTT (DDDT TDTT) TTTT TDDD DDDD
DDTT TTDT TDTT TTDT TD
T TTTT TT(TT TTDT TD)DD TTDT TD
Keterangan :
D adalah pukulan Duk (posisi pukulan telapak tangan agak ke tengah rebana)
T adalah pukulan Tak (posisi pukulan telapak tangan agak ke pinggir rebana)
Rumus
di atas adalah rumus dasar (belum diterapkan pada lagu), apabila akan
diterapkan pada lagu maka rumus tersebut diketuk dengan mengikuti
panjang pendeknya lagu, dengan cara dikurangi atau ditambah.
Ketentuannya, untuk rumus yang perlu ditambah atau dikurangi adalah pada
ketukan yang ada pada tanda kurung dimasing-masing jenis pukulan.
Sumber : http://almubarok-group.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment