بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du..!
“Hari-hari yang paling utama di dunia adalah sepuluh hari (pertama
bulan Dzulhijjah). ” (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 1133). Demikianlah
Nabi kita صلى الله عليه وسلم menerangkan kedudukan sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah. Amal-amal saleh yang bisa ditingkatkan dan dikerjakan
di hari-hari yang Allah berkahi ini, tidak terbatas dengan
amalan-amalan yang telah disebutkan. Melainkan pula seluruh amalan saleh
secara mutlak dianjurkan untuk ditunaikan di hari-hari ini.
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ
النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ
الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka
adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan
keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang
diinginkan oleh mereka? (H.R. Muslim no. 1348).
Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, dari ‘Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585.Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Apakah keutamaan do’a ini hanya khusus bagi yang wukuf di Arafah?
Apakah berlaku juga keutamaan ini bagi orang yang tidak menunaikan
ibadah haji?
Yang tepat, mustajabnya do’a tersebut adalah umum, baik bagi yang
berhaji maupun yang tidak berhaji karena keutamaan yang ada adalah
keutamaan pada hari. Sedangkan yang berada di Arafah (yang sedang wukuf
pada tanggal 9 Dzulhijjah), ia berarti menggabungkan antara keutamaan
waktu dan tempat. Demikian kata Syaikh Sholih Al Munajjid dalam
fatawanya no. 70282.
Tanda bahwasanya do’a pada hari Arafah karena dilihat dari kemuliaan
hari tersebut dapat kita lihat dari sebagian salaf yang membolehkan
ta’rif. Ta’rif adalah berkumpul di masjid untuk berdo’a dan dzikir pada
hari Arafah. Yang melakukan seperti ini adalah sahabat Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma. Imam Ahmad masih membolehkannya walau beliau
sendiri tidak melakukannya.
Syaikh Sholih Al Munajjid -semoga Allah berkahi umur beliau-
menerangkan, “Hal ini menunjukkan bahwa mereka menilai keutamaan hari
Arafah tidaklah khusus bagi orang yang berhaji saja. Walau memang
berkumpul-kumpul seperti ini untuk dzikir dan do’a pada hari Arafah
tidaklah pernah ada dasarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu Imam Ahmad tidak melakukannya. Namun beliau beri
keringanan dan tidak melarang karena ada sebagian sahabat yang
melakukannya seperti Ibnu ‘Abbas dan ‘Amr bin Harits radhiyallahu
‘anhum.” (Fatawa Al Islam Sual wal Jawab no. 70282)
Para salaf dahulu saling memperingatkan pada hari Arafah untuk sibuk
dengan ibadah dan memperbanyak do’a serta tidak banyak bergaul dengan
manusia. ‘Atho’ bin Abi Robbah mengatakan pada ‘Umar bin Al Warod,
“Jika engkau mampu mengasingkan diri di siang hari Arafah, maka
lakukanlah.” (Ahwalus Salaf fil Hajj, hal. 44)
Do’a ini bagi yang wukuf dimulai dari siang hari selepas matahari
tergelincir ke barat (masuk shalat Zhuhur) hingga terbenamnya matahari.
Semoga Allah memudahkan kita untuk menyibukkan diri dengan do’a pada hari Arafah.
Salam interaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar