Wednesday, February 1, 2012

Ngetam padi

Alat panen padi tradisional Alat panen tradisional dari sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan oleh para petani untuk memanen padinya. Alat ini sangat sederhana, yaitu ani-ani dan sabit yang digunakan dengan tenaga tangan. Oleh karena itu disamping ada beberapa keuntungan , juga banyak kerugian oleh alat ini. Alat panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan kayu genggaman yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri dari dua bagian yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk.

Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau  kecil yang dipakai untuk memanen padi. Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan sebuah clurit atau arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong. Ani ani biasa di gunakan oleh masarakat jawa ssaat panen dan konon ini untuk mewngormati dewi sri yang berjiwa halus dan lemah lembutakan ketakutan melihat senjata tajam besar seperti arit atau golok . selain itu ada kepercayan bahwa padi yang akan di pan`en adalah perwujudan dewi sri jadi tak boleh di potong secara kasatr atau di babat begitu saja.

Nah setelah padi di jemur maka akan di olah menjadi beras, yang (dulu disebut ” Nutuk “, ) dengan menggunakan alat yang di sebut lesung ( lesung ini ada yang terbuat dari kayu ada pula yang terbuat dari batu ). Biasanya yang melakukan pekerjaan ini adalah kaum wanita .

Alu, lumpang, dan tampah menjadi ’senjata utama’ yang tak boleh ditinggalkan saat Nutuk padi. Setelah padi ditumbuk, lantas diayak menggunakan tampah penduduk Lubai menyebutnya Nihu, untuk memilah sekam padi. Keuletan dan teknik Nutuk padi menjadi modal petani agar menghasilkan padi yang bagus. Yakni, padi tidak banyak yang pecah dan bersih. Benturan antara alu dan lesung tersebut seringkali menghasilkan suara yang mengundang para penumbuk untuk bernyanyi mengikuti alunan musik dari lesung.

Menurut beberapa penelitian bahwa beras yang di olah dengan cara tradisional lebih baik dari beras yang di olah dengan peralatan moderen, karena jika di olah dengan mesin penggiling padi, kulit ari pada beras akan hilang, tapi tidak bila di olah dengan cara tradisional. Seiring berjalannya waktu budaya nutuk behas semakin hilang tergantikan oleh alat penggiling padi yang lebih moderen lebih praktis dan lebih cepat, tak melelahkan. Dan bukan tak mungkin kelak akan hilang sama sekali bila tak di lestarikan.

No comments:

Post a Comment