Sungai Lubai simbol permersatu warga Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Sungai adalah denyut peradaban. Setiap peradaban besar
dalam sejarah selalu muncul di tepi sungai. "Zaman dulu manusia sangat
menghormati sungai karena di sanalah sumber kehidupan, media
transportasi, sebagai sarana perdagangan, dan pertukaran kebudayaan.
Kebiasaan pada masa kecilku bersama kawan-kawan sekampung desa Baru Lubai menghabiskan
waktu di sungai Lubai. Sungai itu hanya berjarak seratus meter dari
rumahku. Panas hari tidak kami pedulikan, hujan pun bukan jadi penghalang.
Sungguh tak ingin kami lewati hari tanpa menenggelamkan tubuh kami di
sungai itu. Sungai yang dalam sekitar 7 meter lebih, itu cukup dalam
bagi kami yang masih kecil. Usia kami saat itu rata rata berumur 9 tahun. Sinar mentari makin meruncingkan cahayanya,
panas di saat tubuhku mengapung, dingin di saat tubuhku tenggelam.
Terlintas sebuah kenangan indah tahun 1970, saat kami mandi di sungai Lubai ini di pakalan mandi desa Baru Lubai. Waktu itu kami duduk di kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Baru Lubai, saya dan teman-teman : Muhammad bin Dahlan, Hoyin bin Tauzi, Jon bin Abul, Yadi bin Samawi baru pulang dari sekolah. Kamiberlima pada tahun 1970 kami langsung menuju sungai Lubai. Dipinggir sungai Lubai kami berjemur diatas pasir yang panas, main perosotan di tanah mring tepi sungai Lubai dan main perangan-perangan dengan cara saling melempar dengan tanah lumpur.Jika sudah lelah kami bermain didarat, permainan beralih kedalam sungai Lubai yaitu mencari siput dalam bahasa Lubai disebut siah.
No comments:
Post a Comment