Dalam bahasa Latin, pohon yang dinamai Baccaurea lanceolata (Miq.)
Müll.Arg ini mempunyai beberapa nama sinonim seperti Adenocrepis
lanceolata (Miq.) Müll.Arg, Baccaurea glabriflora Pax & K.Hoffm.,
Baccaurea pyrrhodasya (Miq.) Müll.Arg., Hedycarpus lanceolatus Miq., dan
Pierardia pyrrhodasya Miq.
Nama umum : Indonesia: Menteng, bencoy (Sunda), kepundung (Jawa), Nama setempat di Kalimantan : Ampusu, Asam Pauh, lepasu buah, buah lipau, Empawang, Kalampesu, Lampaung, Lapahung, Laptu, Lipasu, Tamasu, Tampoi. Inggris: Menteng
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Genus: Baccaurea
Spesies: Baccaurea racemosa Muell. Arg
Diskripsi
Kanopi pohon yang lebih rendah, hingga 21 m dan 41 cm diameter setinggi dada. Stipules sekitar 11 mm. Daun di ujung cabang, sebaliknya dikelompokkan, sederhana, urat daun menyirip, gundul. Bunga sekitar 2 mm, putih, kuning dan pink, diatur dalam racemes panjang. Buah sekitar 30 mm, berwarna kekuningan, cauliflory (Stammblütigkeit), kapsul ditutup berdaging, biji dengan aril putih (kulit biji).
Pohon Kalampesu (Lempaung). Sebagaimana anggota genus Baccaurea lainnya,
pohon Kalampesu berukuran sedang dengan tinggi antara 3-30 meter dan
diameter batang sekitar 5-50 cm dengan kulit batang berwarna coklat
pucat hingga kehijauan.
Daun Kalampesu lonjong melanset berwarna hijau mengkilat tumbuh mengelompok di ujung ranting. Bunganya berwarna putih, kuning hingga merah muda yang tersusun dalam tandan panjang.
Buahnya buni berwarna hijau ketika muda dan saat tua berwarna coklat kekuningan hingga keunguan. Buah Limpasu atau Kalampesu tumbuh bergerombol di ranting bahkan batang pohon. Buahnya berasa asam dengan daging yang agak tebal membungkus bijinya. Perbungaan dan perbuahan terjadi sepanjang tahun utamanya pada musim kemarau.
Pohon Limpasu atau Lempaung (Baccaurea lanceolata) tumbuh tersebar di Kalimantan (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam), Sumatera, Jawa bagian barat, dan Semenanjung Malaysia hingga Thailand. Tumbuh di kawasan hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1.300 meter dpl.
PenggunaanDaun digunakan sebagai obat untuk sakit perut. Buah yang dimakan.
Pohon Lempaung, Kalampesu, atau Limpasu (Baccaurea lanceolata) adalah pohon penghasil buah yang masih berkerabat dekat dengan pohon Menteng (Baccaurea racemosa). Mungkin banyak yang asing dengan nama Lempaung, Limpasu atau Kalampesu, termasuk saya.
Memang nama resmi tanaman ini dalam bahasa Indonesia masih membingungkan. Bahkan mungkin belum ada. Padahal pohon yang oleh masyarakat disebut Kalampesu, Limpasu, atau terkadang Lempaung ini telah mempunyai nama latin yakni Baccaurea lanceolata sejak 1866.
Dalam bahasa daerah, tanaman ini mempunyai sebutan yang berbeda. Di Kalimantan pohon ini dikenal sebagai Kalampesu, Ampusu, Asam pauh, Empawang, Lampaung, Lapahung, Laptu, Lepasu, Lipau, Limpasu, Tamasu, dan Tampoi. Sedangkan di Sumatera dikenal sebagai Tegeiluk, Kalu gugur, Langsat hutan, Lempaong, Lempaung, dan Peng. Serta dikenal juga sebagai Lingsu, dan Lengsu (Jawa Barat).
Di negara tetangga pohon Kalampesu atau Lempuang disebut Asam pahong, Asam pahung, Asam paung, Mempaung, Limpanong, Pahu asam, dan Pahu temuangi (Malaysia), som huuk, atau som lok (Thailand).
Daun Kalampesu lonjong melanset berwarna hijau mengkilat tumbuh mengelompok di ujung ranting. Bunganya berwarna putih, kuning hingga merah muda yang tersusun dalam tandan panjang.
Buahnya buni berwarna hijau ketika muda dan saat tua berwarna coklat kekuningan hingga keunguan. Buah Limpasu atau Kalampesu tumbuh bergerombol di ranting bahkan batang pohon. Buahnya berasa asam dengan daging yang agak tebal membungkus bijinya. Perbungaan dan perbuahan terjadi sepanjang tahun utamanya pada musim kemarau.
Pohon Limpasu atau Lempaung (Baccaurea lanceolata) tumbuh tersebar di Kalimantan (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam), Sumatera, Jawa bagian barat, dan Semenanjung Malaysia hingga Thailand. Tumbuh di kawasan hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1.300 meter dpl.
Ekologi
Dalam dipterocarp campuran dan hutan submontane terganggu. Sebagian besar pada tanah aluvial (aluvial), kadang-kadang bahkan di bukit dan pegunungan. Pada liat ke tanah berpasir, tetapi juga pada batu kapur. Terjadi di hutan-hutan sekunder sebagai peninggalan dari negara terganggu. Tinggi : Sampai 1300 m. dpl.Menyebar
Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan (Sarawak, Brunei, Sabah, Barat, Tengah, Selatan dan Kalimantan Timur), Filipina.PenggunaanDaun digunakan sebagai obat untuk sakit perut. Buah yang dimakan.
Pohon Lempaung, Kalampesu, atau Limpasu (Baccaurea lanceolata) adalah pohon penghasil buah yang masih berkerabat dekat dengan pohon Menteng (Baccaurea racemosa). Mungkin banyak yang asing dengan nama Lempaung, Limpasu atau Kalampesu, termasuk saya.
Memang nama resmi tanaman ini dalam bahasa Indonesia masih membingungkan. Bahkan mungkin belum ada. Padahal pohon yang oleh masyarakat disebut Kalampesu, Limpasu, atau terkadang Lempaung ini telah mempunyai nama latin yakni Baccaurea lanceolata sejak 1866.
Dalam bahasa daerah, tanaman ini mempunyai sebutan yang berbeda. Di Kalimantan pohon ini dikenal sebagai Kalampesu, Ampusu, Asam pauh, Empawang, Lampaung, Lapahung, Laptu, Lepasu, Lipau, Limpasu, Tamasu, dan Tampoi. Sedangkan di Sumatera dikenal sebagai Tegeiluk, Kalu gugur, Langsat hutan, Lempaong, Lempaung, dan Peng. Serta dikenal juga sebagai Lingsu, dan Lengsu (Jawa Barat).
Di negara tetangga pohon Kalampesu atau Lempuang disebut Asam pahong, Asam pahung, Asam paung, Mempaung, Limpanong, Pahu asam, dan Pahu temuangi (Malaysia), som huuk, atau som lok (Thailand).
Pemanfaatan.
Belum banyak kajian tentang manfaat pohon Kalampesu. Umumnya pohon ini dimanfaatkan buahnya yang berasa asam. Buah Limpasu selain dapat dimakan langsung juga dapat diolah menjadi asinan. Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan baik sebagai papan maupun tiang, meskipun mempunyai kualitas yang kurang baik.
Oleh masyarakat sebagian Kalimantan, ekstrak buah Kalampesu atau Limpasu dapat dimanfaatkan sebagai pembeku karet alami. Dan untuk manfaat Kalampesu sebagai pembeku karet alami, Pak Budi saya yakin lebih paham lantaran pernah membimbing salah satu siswanya dalam meneliti hal ini.
Sayangnya, pohon yang banyak tersebar di Kalimantan dan Sumatera ini kurang mendapat perhatian. Penelitian untuk mengungkap potensi dan manfaat yang dipunyai tanaman asli Kalimantan dan Sumatera ini masih sangat minim. Termasuk dalam hal budi daya, pohon ini lebih banyak tumbuh meliar di hutan-hutan. Mungkin lantaran itu pohon yang telah dipertelakan sejak 1866 ini belum mempunyai nama resmi dalam bahasa Indonesia dan menjadi salah satu koleksi di Kebun Raya Bogor.
So, yang paling awal mungkin tanaman ini, seperti halnya berbagai mana banyak tanaman lain yang penamaannya masih membingungkan, perlu diberikan nama resmi dalam bahasa Indonesia. Terserah mau disebut Lempaung, Asam Pahong, Limpasu, Kalampesu, atau Lingsu. Kalau sobat pilih nama yang mana?.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili: Phyllanthaceae; Bangsa: Antidesmeae; Upabangsa: Scepinae; Genus: Baccaurea; Spesies: Baccaurea lanceolata.
Sumber :
No comments:
Post a Comment