Rasulullah Saw. bersabda ; " Menuntut ilmu adalah wajib bagi muslim laki-laki maupun perempuan. " Karena pengaruhnya yang mendasar, logika (kebenaran) harus kita dahulukan diatas kebaikan (etika) dan keindahan (estetika). Parameternya jelas, logika berbicara benar-salah. Sementara etika dan estetika berbicara baik-buruk. Dengan kata lain, sangat subyektif atau kurang memiliki parameter yang jelas. Sementara logika mempunyai tolok ukur yang jelas. Objektivitas kebenaran adalah fondasinya. Apa-apa saja yang dipelajari dalam ilmu logika dan apa manfaat mempelajari ilmu logika ? Mari kita mulai !
Ilmu adalah sebuah gambaran yang muncul dalam pikiran. Logika adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan berpikir benar. Sedangkan, proses dari dari tidak tahu (majhul) menjadi tahu (maklum) kita sebut dengan proses berpikir. Proses inilah yang diatur oleh logika. Dengan mengetahui definisi dari ketiga hal diatas, itu artinya kita telah sampai pada anak tangga pertama menuju pengetahuan puncak tentang ilmu logika.
Imam ‘Ali as. pernah berkata : “ Ilmu adalah cahaya yang Allah Swt. berikan kepada hati yang Ia kehendaki “. Itulah sebabnya mengapa Kita perlu berhati ikhlas untuk mempelajari suatu ilmu. Ilmu logika merupakan ilmu yang sangat tepat manakala Kita menjadikannnya landasan pengetahuan dan pembelajaran Kita. Agar kedepannya, dalam mempelajari apapun Kita bisa menalar benar-tidaknya sebuah definisi atau argumen. Pemicu perdebatan adalah ketidaksamaan dalam mendefinisikan suatu topik yang diperdebatan. Si A mengatakan bahwa bumi itu bulat. Semantara si B ngotot mengatakan bahwa bumi itu datar. Pemicu perdebatan juga biasa terjadi karena ketidakjelasan argumentasi seperti berbicara hanya berdasar asumsi bukan fakta, salah analogi atau over generalisasi.
Nah, disinilah manfaat atau peran ilmu logika yang menuntun dan mengarahkan Kita kepada cara berpikir benar. Hal ini dilakukan guna memberantas biang-biang perdebatan, benih-benih kebencian yang berawal dari kebodohan. Sebagaimana maklum, kebodohan adalah musuh utama ilmu. Jangan sampai Kita terjebak pada kebodohon kompleks atau kebodohon ganda, yaitu mereka yang tidak tahu (tidak sadar) bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak tahu. Paling tidak, sampai disini Kita hanya dapat terjebak pada kebodohon sederhana, yaitu mereka yang mengetahui (sadar) bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak tahu. Bahwa hanya Tuhan-lah pemilik ilmu, Tuhan Maha Tahu. Alangkah bijak, jika ketidaktahuan Kita ini berinjeksi menjadi letupan semangat untuk lebih giat dalam belajar. Semoga !
Perlunya Ilmu Logika
Ilmu logika dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles, filsuf asal Yunani. Kemudian diterjemahkan oleh Hunain bin Ishaq ke dalam bahasa Arab. Subyek ilmu logika atau hal-hal yang sering kita jumpai dan mendasar dalam ilmu logika adalah definisi dan argumen. Ilmu logika ingin menunjukkan kepada kita bagaimana cara benar berdefinisi dan beragumentasi. Bahkan definisi dari definisi juga akan kita bahas kelak. 3 hal yang harus kita definisikan terlebih dahulu adalah ; apa itu ilmu ? apa itu logika ? dan apa itu berikir ?Ilmu adalah sebuah gambaran yang muncul dalam pikiran. Logika adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan berpikir benar. Sedangkan, proses dari dari tidak tahu (majhul) menjadi tahu (maklum) kita sebut dengan proses berpikir. Proses inilah yang diatur oleh logika. Dengan mengetahui definisi dari ketiga hal diatas, itu artinya kita telah sampai pada anak tangga pertama menuju pengetahuan puncak tentang ilmu logika.
Imam ‘Ali as. pernah berkata : “ Ilmu adalah cahaya yang Allah Swt. berikan kepada hati yang Ia kehendaki “. Itulah sebabnya mengapa Kita perlu berhati ikhlas untuk mempelajari suatu ilmu. Ilmu logika merupakan ilmu yang sangat tepat manakala Kita menjadikannnya landasan pengetahuan dan pembelajaran Kita. Agar kedepannya, dalam mempelajari apapun Kita bisa menalar benar-tidaknya sebuah definisi atau argumen. Pemicu perdebatan adalah ketidaksamaan dalam mendefinisikan suatu topik yang diperdebatan. Si A mengatakan bahwa bumi itu bulat. Semantara si B ngotot mengatakan bahwa bumi itu datar. Pemicu perdebatan juga biasa terjadi karena ketidakjelasan argumentasi seperti berbicara hanya berdasar asumsi bukan fakta, salah analogi atau over generalisasi.
Nah, disinilah manfaat atau peran ilmu logika yang menuntun dan mengarahkan Kita kepada cara berpikir benar. Hal ini dilakukan guna memberantas biang-biang perdebatan, benih-benih kebencian yang berawal dari kebodohan. Sebagaimana maklum, kebodohan adalah musuh utama ilmu. Jangan sampai Kita terjebak pada kebodohon kompleks atau kebodohon ganda, yaitu mereka yang tidak tahu (tidak sadar) bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak tahu. Paling tidak, sampai disini Kita hanya dapat terjebak pada kebodohon sederhana, yaitu mereka yang mengetahui (sadar) bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak tahu. Bahwa hanya Tuhan-lah pemilik ilmu, Tuhan Maha Tahu. Alangkah bijak, jika ketidaktahuan Kita ini berinjeksi menjadi letupan semangat untuk lebih giat dalam belajar. Semoga !
No comments:
Post a Comment