Pelempar Misterius

 Media dibuat oleh meta.ai

pelempar pasir misterius di sungai lubai

pelempar pasir Misterius di sungai Lubai, sebuah cerita misteri yang saya alami. Siapa pelemparnya, kapan waktu dilemparnya, dimana tempat dilemparnya, silakan mem baca cermis atau cerita misteri ini.

Pada tahun 1976, setelah kakak sulung melangsungkan pernikahan, dia kurang enak percenaan_nya. Pada suatu malam, Kakak sulung meminta tolong ditemani untuk membuang hajat. Saat itu, di desa Baru Lubai, kecamatan Prabumulih, belum ada rumah yang mem punyai kakus. Sehingga kami, harus menuju disungai Lubai. Usia saya saat itu, baru berumur 16 tahun, jadi sudah remaja.

Suasana jalan setapak yang kami lalui menuju sungai Lubai, keadaannya sangat gelap dan mencekam. Di kiri kanan jalan tumbuh pohon Kelapa, pohon Kecapi, pohon Kemayau dan pohon Bacang yang sudah tinggi-tingi menambah keseraman dimalam itu. Pemandangannya lebih gelap dan sunyi, ketika kami telah dekat sungai Lubai. Kami hanya mendengar suara air dan suara hewan malam. Di tengah malam yang sunyi itu, terdengar suara-suara aneh yang seperti ada yang melempar kami dengan pasir.

Saat itu saya dan kakak sulung kami sedang berada ditempat pemandian tengah, desa Baru Lubai. Sebagai anak desa, bagi kami sesungguhnya tidak takut akan kegelapan. Kami selalu bersahabat dengan kegelapan, kami selalu bersahabat dengan alam. Karenakami dibesarkan di desa, dengan alam penuh tumbuh-tumbuhan disekitarnya.

Tapi suara lemparan pasir misterius itu dan sangat terasa kena ditubuh kami, akhir kami tersadar akan hal tersebut. Lalu kakak sulung bertanya saya.

Kakak sulung : ada yang melempar dengar pasir, ya
Saya : ya
Kakak sulung : siapa yang melempar?
Saya : ngak tau


Lempar pasiran tersebut kami rasakan, sampai dengan 3 kali. Kami merasakan pasir-pasir itu, nengenai kepala dan badan kami. Aneh tapi nyata bukan, dari tengah sungai, ditengah malam yang sunyi, tapi ada makhluk yang melempar kami.

Saya ingin mengambarkan sedikit suara lemparan pasir itu :

Desiran halus: jika pasirnya kering dan ringan, angin akan dengan mudah menerbangkannya sehingga menimbulkan suara desiran halus seperti ketika seseorang menggaruk pasir.

Gemerisik: jika pasirnya agak kasar atau terdapat kerikil kecil, suara yang dihasilkan akan lebih kasar dan seperti gemerisik.

Desis: jika angin bertiup cukup kencang, pasir yang berterbangan akan menimbulkan suara desis yang lebih keras.

Gemuruh kecil: jika pasirnya basah atau lembab, suara yang dihasilkan akan lebih rendah dan seperti gemuruh kecil, terutama jika ada kerikil yang ikut terbawa angin.


Desiran halus, gemerisik, desis, gemuruh kecil menjadi satu itulah yang kami alami. Untuk meng gambarkan kejadian sesungguhnya, tidak bisa dituliskan disini.

Demikian, Cermis atau cerita misteri pelempar pasir misterius di sungai Lubai. Semoga terhibur dan dapat menjadi sumber bacaan di kala santai.

Salam interaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar