Dzikir Istighfar 06

 Keutamaan Istighfar

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Bismillahir rohmanir rohim)


Diantara beberapa keutamaan Istighfar adalah :

1. Menggembirakan Allah

Rosulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir.  (H.R.Bukhari dan Muslim).


2. Dicintai Allah

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-qur'an, surat Al-Baqarah: 222

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ۝٢٢٢


Wa yas'alûnaka ‘anil-maḫîdl, qul huwa adzan fa‘tazilun-nisâ'a fil-maḫîdli wa lâ taqrabûhunna ḫattâ yath-hurn, fa idzâ tathahharna fa'tûhunna min ḫaitsu amarakumullâh, innallâha yuḫibbut-tawwâbîna wa yuḫibbul-mutathahhirîn.

 

Artinya : Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa. (HR.Ibnu Majah).


3. Dosa-dosanya diampuni

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Allah telah berkata, ’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya). (H.R.Ibnu Majah, Tirmidzi). 

 

Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).


4. Selamat dari api neraka

Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam. (H.R.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).


5. Mendapat balasan surga

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-qur'an, surat Ali’Imran ayat : 135. 


وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
 
Walladzîna idzâ fa‘alû fâḫisyatan au dhalamû anfusahum dzakarullâha fastagh farû lidzunûbihim, wa may yaghfirudz-dzunûba illallâh, wa lam yushirrû ‘alâ mâ fa‘alû wa hum ya‘lamûn.

Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).
 
Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-qur'an, surat Ali’Imran ayat : 136. 
 
اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۗ
 
Ulâ'ika jazâ'uhum maghfiratum mir rabbihim wa jannâtun tajrî min taḫtihal-an-hâru khâlidîna fîhâ, wa ni‘ma ajrul-‘âmilîn.
 
 
Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. (Itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang mengerjakan (amal-amal saleh).

6. Mengecewakan syetan

Sesungguhnya syetan telah berkata, Artinya : Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya, Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku. (H.R. Ahmad dan al-Hakim).


7. Membuat syetan putus asa

Ali bin Abi thalib pernah didatangi oleh seseorang, Artinya : Saya telah melakukan dosa. Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi, kata Ali. Orang itu menjawab, Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi, 'Sampai kapan?' Ali menjawab, 'Sampai syetan berputus asa dan merasa rugi.' (Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).


8. Meredam azab

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-qur'an, surat Al Anfal ayat : 33. 
 
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ۝٣٣
 
Wa mâ kânallâhu liyu‘adzdzibahum wa anta fîhim, wa mâ kânallâhu mu‘adzdzi bahum wa hum yastaghfirûn.
 
Artinya : Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.


9. Mengusir kesedihan

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. (H.R.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).


10. Melapangkan kesempitan

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. (H.R.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).


11 Melancarkan rizki

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya. (H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).


12. Membersihkan hati

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya. (H.R. Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).


13. Mengangkat derajatnya disurga

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata, ’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata, ’Karena istighfar anakmu untukmu’. (H.R.Ahmad dengan sanad hasan).


14. Mengikut sunnah Rosulullah shollalhu ‘alaihi wasallam

Abu Huroiroh berkata,”Saya telah mendengar Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’. (H.R. Bukhari).


15. Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat. (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).


16. Bersifat sebagai hamba Allah yang sejati

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Ali ’Imron, ayat : 15

قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِۚ 

 

Qul a unabbi'ukum bikhairim min dzâlikum, lilladzînattaqau ‘inda rabbihim jannâtun tajrî min taḫtihal-an-hâru khâlidîna fîhâ wa azwâjum muthahharatuw wa ridlwânum minallâh, wallâhu bashîrum bil-‘ibâd.

Artinya : Katakanlah, “Maukah aku beri tahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan (untuk mereka) pasangan yang disucikan serta rida Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.


Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Ali ’Imron, ayat : 16

اَلَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اِنَّنَآ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِۚ 

 

Alladzîna yaqûlûna rabbanâ innanâ âmannâ faghfir lanâ dzunûbanâ wa qinâ ‘adzâban-nâr.

 

Artinya : (Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar telah beriman. Maka, ampunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari azab neraka.”

 

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Ali ’Imron, ayat : 17

 

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ۝١٧

Ash-shâbirîna wash-shâdiqîna wal-qânitîna wal-munfiqîna wal-mustaghfirîna bil-as-ḫâr

 

Artinya : (Juga) orang-orang yang sabar, benar, taat, dan berinfak, serta memohon ampunan pada akhir malam.

 


17. Terhindar dari stampel kezhaliman

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Al-Hujurot, ayat : 11

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۝١١y

 

Yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ yaskhar qaumum ming qaumin ‘asâ ay yakûnû khairam min-hum wa lâ nisâ'um min nisâ'in ‘asâ ay yakunna khairam min-hunn, wa lâ talmizû anfusakum wa lâ tanâbazû bil-alqâb, bi'sa lismul-fusûqu ba‘dal-îmân, wa mal lam yatub fa ulâ'ika humudh-dhâlimûn.

 

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.



18. Mudah mendapat anak

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Nuh, ayat : 10

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ۝١٠

Fa qultustaghfirû rabbakum innahû kâna ghffârâ.

 

Artinya : Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhan mu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.



Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh 
Nuh, ayat : 11

يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ ۝١١

Yursilis-samâ'a ‘alaikum midrârâ.

 

Artinya : (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.



Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh 
Nuh, ayat : 12

وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ ۝١٢

Wa yumdidkum bi'amwâliw wa banîna wa yaj‘al lakum jannâtiw wa yaj‘al lakum an-hârâ.

 

Artinya : memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.

 


19. Mudah mendapatkan air hujan

Ibnu Shabih berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata, per banyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98).


20. Bertambah kekuatannya 

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Hud, ayat : 52

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ ۝٥٢

 

Wa yâ qaumistaghfirû rabbakum tsumma tûbû ilaihi yursilis-samâ'a ‘alaikum midrâraw wa yazidkum quwwatan ilâ quwwatikum wa lâ tatawallau mujrimîn.

 

Artinya : Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras, menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa.”



21. Bertambah kesejahteraanya

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Nuh, ayat : 10

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ۝١٠

Fa qultustaghfirû rabbakum innahû kâna ghoffârâ.

Artinya : Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhan mu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.

 Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh Nuh, ayat : 11

يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ ۝١١

Yursilis-samâ'a ‘alaikum midrârâ.

Artinya : (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.



Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, suroh 
Nuh, ayat : 12

وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ ۝١٢

 

Wa yumdidkum bi'amwâliw wa banîna wa yaj‘al lakum jannâtiw wa yaj‘al lakum an-hârâ.

Artinya : memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.

 


22. Menjadi orang-orang yang beruntung

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, Al-Qur'an, surah An-Nur: 31.

 

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝٣١

 

Wa qul lil-mu'minâti yaghdludlna min abshârihinna wa yaḫfadhna furûjahunna wa lâ yubdîna zînatahunna illâ mâ dhahara min-hâ walyadlribna bikhumu -rihinna ‘alâ juyûbihinna wa lâ yubdîna zînatahunna illâ libu‘ûlatihinna au âbâ'ihinna au âbâ'i bu‘ûlatihinna au abnâ'ihinna au abnâ'i bu‘ûlatihinna au ikhwânihinna au banî ikhwânihinna au banî akhawâtihinna au nisâ'ihinna au mâ malakat aimânuhunna awittâbi‘îna ghairi ulil-irbati minar-rijâli awith-thiflil ladzîna lam yadh-harû ‘alâ ‘aurâtin-nisâ'i wa lâ yadlribna bi'arjulihinna liyu‘lama mâ yukhfîna min zînatihinn, wa tûbû ilallâhi jamî‘an ayyuhal-mu'minûna la‘allakum tufliḫûn

 

Artinya : Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang 

 

Aisyah berkata,”Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.”(HR.Bukhari).


23. Keburukannya diganti dengan kebaikan

Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-Qur'an surat Al-Furqon, ayat : 70


اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ۝٧٠


Illâ man tâba wa âmana wa ‘amila ‘amalan shâliḫan fa ulâ'ika yubaddilullâhu sayyi'âtihim ḫasanât, wa kânallâhu ghofûrar roḫîmâ. 

Artinya : Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman, didalam Al-Qur'an surat Hud, ayat: 114

 

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ ۝١١٤

 

Wa aqimish-shalâta tharafayin-nahâri wa zulafam minal-laîl, innal-ḫasanâti yudz-hibnas-sayyi'ât, dzâlika dzikrâ lidz-dzâkirîn.

 

Artinya : Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).

 

24. Bercitra sebagai orang mukmin

Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Artinya : Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin. (H.R. Ahmad).


25. Berkeperibadian sebagai orang bijak

Seorang ulama berkata, Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar. (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).


Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu 'aklam bish showab.

Salam interaksi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar