Kayu bulat bahan pembuatan rumah panggung
Bagian bawah rumah
Tiang Rumah
Rumah tradisonal Lubai berbentuk rumah panggung. Pembangunan rumah tradsional Lubai dimulai dengan peletakan tiang. Tiang adalah bagian bawah rumah yang berfungsi sebagai tongkat untuk menahan beban bagian-bagian rumah yang lain. Tiang ini sangat menentukan kekokohan sebuah bangunan rumah. Oleh karena itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tiang harus dari jenis-jenis kayu yang keras.
Tiang rumah tradisional Lubai berbentuk bulat dari jenis kayu gehunggang, bunggur, leban dan tembesu. Kayu bulat yang dipergunakan dengan diameter antara 20-40 cm, sedangkan tingginya 150 - 170 cm. Kayu-kayu untuk dijadikan tiang dipotong-potong sesuai ukuran yang telah ditentukan, bagian-bagian membonggol ditarah dengan menggunakan kapak/parang. Besar kecilnya ukuran tiang yang dibutuhkan tergantung pada ukuran rumah yang akan dibangun.
Rumah tradisional Lubai mempunyai tiangnya berjumlah 15 buah yaitu tersusun tiga deretan dari kiri ke kanan dan lima deretan dari depan ke belakang. Tiang-tiang tersebut dimasukkan pada lobang galian di dalam tanah, dengan kedalaman 40 cm. Sebelum tiang dipasang terlebih dahulu tiang bagian atas diseping untuk pemasangan kitau.
Kitau Rumah
Kitau adalah kayu yang dipasang diatas tiang itu, dipasang secara memanjang dari depan ke belakang. Kitau berbentuk persegi empat dengan jenis kayu gehunggang, menteru dalam base Lubai cekhu. Pemasangan kitau di atas tiang tidak menggunakan paku, tetapi dipasangkan pada bagian atas tiang yang telah diseping. Kitau ini ada tiga yaitu sejumlah deretan tiang dari depan ke belakang.
Cara pemasangan kitau yaitu dipasang secara memanjang dari depan ke belakang. Kitau diproses dari kayu bulan berdiamater kitau antara 20 -25 cm dan panjangnya minimal 6 depa maksimal 8 depa. Proses pembuatan kitau yaitu kayu bulat di tarah menggunakan parang besar dalam bahasa Lubai disebut pisau kimpalan sampai dengan membentuk persegi empat. Pemasangan kitau di atas tiang tidak menggunakan paku, tetapi dipasangkan pada bagian atas tiang yang telah diseping. Kitau ini ada tiga yaitu sejumlah deretan tiang dari depan ke belakang.
Penulis pernah menyaksikan pembuatan sebatang kitau pada tahun 1970 di desa Jiwa Baru. Ayahanda penulis membuat sebatang kitau dari jenis kayu menteru. Mula mula diambil sebatang kayu ukuran sebesar ibu jari, lalu dipotong sepanjang ukuran depa ukuran ayahanda. Depa yaitu ukuran tangan kanan dan kiri saat dibuka lebar-lebar. Kayu yang telah dipotong ukuran sedepa itu, diletakan diatas kayu bulat dari jensi menteru sebanyak 8 kali artinya kitau ini akan dibuat ukuran 8 depa. Proses selanjutnya kayu bulat tersebut dibacok ataupun ditarah sampai dengan ukuran yang dikehendaki antara 20 - 25 cm.
Belandar rumah
Belandar adalah kayu bulat yang dipasang melintang pada kitau-kitau rumah tradisional Lubai. Balok ini berfungsi sebagai penopang lantai dan memperkuat bangunan rumah. Kayu bulat untuk dijadikan belandar rata-rata ukuran 10-15 cm, dari jenis kayu pelapang. Proses pemasangannya yaitu dengan cara kayu bulat untuk belandar di taruh berjejer dari arah depan ke belakang dengan jarak 30-40 cm.
Tangga rumah
Tangga untuk rumah tradisional Lubai pada umumnya berjumlah ganjil, yaitu berpedoman pada empat filosofi atau empat sukatan yaitu taka, tangga, tunggu dan tinggal. Taka berarti bertingkat atau meningkat; tangga bermakna sekedar tangga atau tidak ada perkembangan; tunggu berarti selalu ditunggu atau kerasan; sedangkan tinggal berarti selalu ditinggalkan atau tidak kerasan.
Bahan untuk pembuatan tangga adalah papan dari jenis kayu keras seperti leban, bunggur, petaling, ukuran lebar 25 cm panjang 400 cm dan ketebalan 10 cm. Jumlah anak tangga minimal lima papan, maksimal 9 papan. Jarak antara anak tangga 25 - 30 cm. Biasanya tangga rumah ini dilengkapi dengan pegangan tangan.
Bagian tengah rumah
Proses pembuatan bagian tengah rumah merupakan pekerjaan inti pembangunan rumah tradisional Lubai. Pemasangan dinding didahulukan, baru kemudian pemasangan galar, papan untuk dinding, lantai setelah disugu atau diketam agar permukaannya halus.
Proses pembangunan bagian tengah rumah tradisional Lubai sebagai berikut:
Sake
Pemasangan sake, yaitu tempat melekatkan dinding. Sake-sake tersebut biasanya dipasang pada sudut-sudut bangunan dan batas undakan. Proses pembuatan sake yaitu kayu balok ukuran 15 cm x 15 cm panjang 400 cm di sugu, dibuatkan putingnya. Puting sake dibagian bawah dimasukkan kedalam lubang kitau.
Geladak
Pemasangan lantai dalam bahasa Lubai disebut geladak pada belandar-belandar. Proses pembuatan lantai yaitu papan dari jenis kayu meranti, medang dan ngerawan disugu. Papan yang dipergunakan ukuran lebar 25 cm panjang 400 cm dan tebal 3 cm.
Sente
Pemasangan sente pada pada sake-sake yang dipasang pada sisi rumah dihubungkan dengan sente-sente. Pada sente-sente inilah nantinya dinding rumah dipasang. Proses pembuatan sente yaitu kayu balok ukuran 6 cm x 8 cm panjang 400 cm di sugu.
Jenang
Pemasangan jenang untuk tempat pintu kamar dan dapur, dan juga bisa dimulai pemasangan rangka jendela. Di atas jenang biasanya diberi ram, sebagai ventilasi udara.
Dinding
Pemasangan dinding pada sente-sente. Proses pembuatan dinding yaitu papan dari jenis kayu meranti, medang dan ngerawan disugu. Papan yang dipergunakan ukuran lebar 25 cm panjang 400 cm dan tebal 3 cm.
Lawang
Pemasangan pintu (lawang) dan jendela (jendile).
Bagian atas rumah
Pekerjaan bagian atas yang utama adalah menaikkan bubungan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pemasangan bagian atap seperti tiang bubungan dan yang lainnya. Pada saat melakukan pekerjaan naik bubungan ini dilaksanakan upacara selamatan yaitu upacara naik atap atau naik bubungan. Bagian atas rumah selanjutnya terdiri dari pemasangan alang panjang, pengerap atau alang pelintang, kude-kude alang sunan atau tunjuk langit, kasau, tumbukan kasau, reng dan pemasangan atap.
Adapun proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:
Alang Panjang
Pemasangan alang panjang dengan cara dibuat lubang untuk memasukkan puting-puting baik yang ada sake ataupun pada jenang.
Pengerap
Pemasangan pengerap atau alang pelintang di atas alang panjang.
Kude kude
Pemasangan kude-kude.
Tunjuk Langit
Pemasangan tunjuk langit.
Rambatan Tikur
Pemasangan rambatan tikus, di bagian tengah rangka kap, agar kap tersebut lebih kuat.
Kasau
Pemasangan kasau di atas rambatan tikus dan alang panjang. Jumlah kasau yang dipasang disesuaikan dengan hitungan : kasau, langkau, penurun, bangkai dan kembali lagi pada hitungan kasau. Jumlah paling baik adalah ketika hitungan berhenti pada kata kasau.
Tumbukan Kasau
Pemasangan tumbukan kasau. Setelah semua kasau terpasang, maka ujung-ujungnya dipotong rata lalu ditutup dengan sekeping papan yang disebut tumbukan kasau.
Reng
Pemasangan reng-reng di atas kasau. Reng-reng tersebut berfungsi sebagai penahan dan tempat memasang atap.
Atap
Pemasangan atapnya, biasanya menggunakan menggunakan genteng.
Simbar
Pemasangan simbar pada ujung pertemuan atap dengan alang sunan dan sisi tegak bentuk Limas.
Pagu
Pembuatan pagu atau langit-langit ruangan.
Rambatan Tikur
Pemasangan rambatan tikus, di bagian tengah rangka kap, agar kap tersebut lebih kuat.
Kasau
Pemasangan kasau di atas rambatan tikus dan alang panjang. Jumlah kasau yang dipasang disesuaikan dengan hitungan : kasau, langkau, penurun, bangkai dan kembali lagi pada hitungan kasau. Jumlah paling baik adalah ketika hitungan berhenti pada kata kasau.
Tumbukan Kasau
Pemasangan tumbukan kasau. Setelah semua kasau terpasang, maka ujung-ujungnya dipotong rata lalu ditutup dengan sekeping papan yang disebut tumbukan kasau.
Reng
Pemasangan reng-reng di atas kasau. Reng-reng tersebut berfungsi sebagai penahan dan tempat memasang atap.
Atap
Pemasangan atapnya, biasanya menggunakan menggunakan genteng.
Simbar
Pemasangan simbar pada ujung pertemuan atap dengan alang sunan dan sisi tegak bentuk Limas.
Pagu
Pembuatan pagu atau langit-langit ruangan.
No comments:
Post a Comment