Masyarakat Lubai menggangap sistem pendidikan ini sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari bangunan gedung sekolah dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas saat ini telah tersedia di Lubai.
Pendidikan formal diawali pada periode zaman pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa ini anak dari masyarakat biasa, hanya sampai dengan pendidikan Sekolah Rakyat ”SR” Anak seorang Depati atau adipati dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Periode awal kemerdekaan Republik Indonesia sampai dengan tahun 1970-an anak-anak masyarakat Lubai telah banyak mengikuti kegiatan pendidikan formal sampai jenjang Sekolah Menengah Atas. Periode 1970 sampai dengan sekarang anak-anak masyarakat Lubai telah banyak mengikuti jenjang pendidikan tinggi dan telah berhasil menyandang gelar srata 1 (Sarjana) dan srata 2 (Magister)
Pendidikan non formal masyarakat Lubai mengikuti beberapa kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Kegiatan latihan ketrampilan membaca Al Qur’an dan pembentukan akhlak karimah diselenggarakan oleh tokoh agama. Kegiatan latihan ketrampilan seni tari dan pantun bersahut diselenggarakan oleh tokoh adat. Kegiatan latihan ketrampilan meningkatkan pertanian diselenggarakan oleh tokoh masyarakat.
Pendidikan in formal masyarakat Lubai melaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang ada saat ini. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Kegiatan ini dilaksanakan dirumah masing masing keluarga di Lubai.
Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana- prasarana, alat, dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.
Pendidikan in formal masyarakat Lubai melaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang ada saat ini. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Kegiatan ini dilaksanakan dirumah masing masing keluarga di Lubai.
Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana- prasarana, alat, dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.
- Faktor Guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Diyakini, setiap guru akan memiliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa. Masing-masing perbedaan tersebut dapat mempengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran.
- Faktor Siswa. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
- Faktor Sarana dan Prasaran. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
- Faktor Lingkungan. Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas, dan faktor iklim sosial- psikologis. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
No comments:
Post a Comment