Thursday, September 27, 2012

Bermain perosotan

Bermain perosotan masyarakat Lubai menyebutnya maen sur-suran...

Selucur adalah alat untuk meluncur. Selucur sering juga disebut prosotan dikarenakan alat ini untuk merosot. Permainan ini membuat suasana menjadi ramai. Anak-anak sangat senang bermain seluncur ataupun prosotan. Mereka berteriak kegirangan, berebutan untuk bermain di perosotan itu, seorang anak meluncur, ia nampak senang sekali, ia menaiki tangga lagi perosotan itu dengan cepat, lalu ia turun lagi kebawah dengan perosotan itu, begitupun yang lain, hanya dengan meluncur dari ketinggian yang kira-kira hanya dua meter itu mereka bersuka ria, bahkan mereka lupa waktu seolah perosotan itu menjadi candu.

Ku pandangi anak-anak yang sedang asik bermain prosotan, sambil kuterawang perosotan itu, kubayangkan diriku yang meluncurinya, seketika muncul bayangan ketika aku teman-temanku : Muhammad Hoyin, Yanadi dan Hafiz, yang menemaniku bermain seluncur. Walaupun bukan di perosotan Taman Wisata Alam Lembah Hijau Bandar Lampung tempat kami bermain, melainkan pada tepian sungai Lubai di desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan.

Tiba-tiba muncul kembali bayangan pada tahun 1970 di desa Jiwa Baru, setelah kami pulang Sekolah Negeri Baru Lubai... aku dan teman-teman bermain perosotan masyarakat lokal menyebutnya Sur-suran. Tempat kami bermain perosotan ditepian sungai Lubai, tidak jauh dari tempat pemandian kaum hawa. Perosotan yang aku maksudkan disini, bukanlah seperti perosotan modern yang dibuat menggunakan fiberglass. Proses pembuatan perosotan tempat kami tidak memakan waktu terlalu lama, cara membuatnya pun sangat sederhana serta tidak memerlukan biaya.

Proses pembuatan perosotan tempat kami bermain adalah dengan cara membersihkan tanah dari kontoran seperti kayu dan kerikil. Tempat bermain perosotan yang baik adalah tanah ditepi sungai Lubai mempunyai kemiringan namun landai. Setelah tersebut dibersihkan dari kotoran-kotorannya, maka prosesnya selanjutnya adalah menyiramkan tanah tersebut menggunakan air dari sungai Lubai. Setelah proses penyiraman tanah tersebut merata, dilanjutkan melincinkan areal perosotan. Lebar perosotan biasa 50 centi meter dan panjangnya 400 centi meter.

Cerita konyol

Cerita konyol ayang aku maksudkan adalah kami bermain perosotan menggunakan tanah ditepian sungai Lubai. Saat kami bermain perosotan, tubuh kami meluncur tidak memakai sehelai benangpun alias telanjang bulat. Ada lagi dulu aku senang sekali setiap melihat ada yang main perosotan, ada kebiasaanku apabila melihat yang mau merosot ketakutan maka tubuhnya segera akan aku dorong.

Bermaian perosotan saat itu seakan penghibur yang paling sempurna, aku bisa tertawa dan puas hanya dengan menuruninya. Sekarang, aku baru saja mengatakan itu hal konyol.... konyol... konyol... Permainan konyol namun menyenangkan...



No comments:

Post a Comment