Doa #001: Doa Bangun Tidur
Kata Pendahuluan
Tidur
adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah SWT, di mana tubuh kita
beristirahat dan jiwa kita sejenak dilepaskan dari kesibukan dunia.
Bangun tidur bukanlah sekadar rutinitas biologis, melainkan sebuah
'kebangkitan kecil' (ba'ts).
Momen ini adalah kesempatan emas untuk memulai hari dengan penuh rasa
syukur. Dengan membaca doa bangun tidur, seorang Muslim mengakui bahwa
hidup dan mati berada dalam genggala Allah Yang Maha Kuasa, dan
bersyukur karena diberi kesempatan hidup kembali untuk beribadah dan
beramal saleh. Doa ini menjadi pengingat pertama di pagi hari bahwa
tujuan hidup kita adalah kembali kepada-Nya.
Kalimat Doa
Berikut adalah lafaz doa bangun tidur yang sahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
Bahasa Arab:
اَÙ„ْØَÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ الَّذِÙŠْ Ø£َØْÙŠَانَا بَعْدَÙ…َا Ø£َÙ…َاتَÙ†َا ÙˆَØ¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ النُّØ´ُÙˆْرُ
Transliterasi Latin:
Alhamdulillaahil-ladzii ahyaanaa ba'damaa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
"Segala
puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami
(tidur), dan hanya kepada-Nya lah kami dikembalikan."
Manfaat Mengamalkan Doa Bangun Tidur
Mengamalkan doa ini setiap kali bangun tidur memiliki manfaat spiritual dan psikologis yang mendalam:
- Menumbuhkan Rasa Syukur: Manfaat utama adalah membiasakan lisan dan hati untuk bersyukur atas nikmat kehidupan baru yang diberikan Allah setiap harinya.
- Memperkuat Akidah: Doa ini secara eksplisit mengingatkan kita pada konsep kebangkitan (Yaumul Nusyur/Hisab), membantu menjaga kesadaran akan akhirat sejak dini hari.
- Memulai Hari dengan Energi Positif: Secara psikologis, memulai hari dengan memuji Tuhan akan memberikan ketenangan jiwa, optimisme, dan mengurangi kecemasan.
- Mendapatkan Keberkahan Waktu: Zikir pagi ini membuka pintu keberkahan (barakah) dalam menjalani aktivitas sepanjang hari, karena dimulai dengan mengingat Allah.
Keterangan dan Sumber
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari (nomor 6312) dan Shahih Muslim (nomor 2711) dari sahabat Hudzaifah bin Yaman dan Abu Dzarr Al-Ghifari radhiyallahu 'anhuma.
Penjelasan Singkat:
Kalimat “ahyaanaa ba’damaa amaatanaa”
(menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami) menggunakan diksi yang
kuat. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa tidur diibaratkan sebagai
"kematian kecil" atau "saudara kembar kematian". Saat tidur, ruh manusia
berada dalam genggaman Allah, dan dikembalikan lagi saat bangun.
Penggunaan kata "kematian" ini berfungsi sebagai pengingat keras bagi
manusia yang lalai bahwa kematian yang sesungguhnya bisa datang kapan
saja.
Selanjutnya, “wa ilaihin-nusyuur”
(dan hanya kepada-Nya lah kami dikembalikan) adalah penegasan kembali
rukun iman tentang Hari Kebangkitan. Ini adalah pernyataan tauhid yang
murni, menegaskan bahwa segala kehidupan bermuara pada pengadilan Allah
semata.
Mengamalkan
doa ini bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan sebuah pendidikan
karakter harian yang menguatkan hubungan vertikal manusia dengan
Penciptanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar