Saturday, February 11, 2012

Buah Terap



Terap atau tarap adalah sejenis pohon buah dari marga pohon nangka (Artocarpus). Buahnya serupa nangka yang kecil, dengan bau wangi yang kuat, seperti dicerminkan oleh nama ilmiahnya: Artocarpus odoratissimus. Buah ini juga dikenal sebagai marang (Filipina) atau Johey Oak (Ingg.)
Buah ini adalah sekitar pertengahan antara nangka dan sukun, dan anggota keluarga yang sama. Tumbuhan in pohonnya lebih besar dari biasanya nangka.

Deskripsi pohon

Pohon Terap tingginya mencapai 25 m, dan batangnya dapat mempunyai diameter sampai 40 cm, warna kulit pohonnya keabu-abuan. Ranting dengan bulu-bulu panjang kuning sampai kemerahan. Berumah satu (monoecious).
Daun berbentuk jorong sampai bundar telur terbalik, 11-28 × 16-50 cm, bertepi rata atau menggerigi dangkal, berujung tumpul atau sedikit meluncip, bertangkai 2-3 cm. Daun penumpu bundar telur, 1-8 cm, berbulu kuning atau merah, bila rontok meninggalkan bekas cincin pada ranting.
Bunga dalam bongkol soliter, yang muncul pada ketiak daun. Bongkol bunga jantan berbentuk jorong sampai gada, 2-6 × 4-11 cm.
Buah majemuk (syncarp) agak bulat, sampai 13 × 16 cm, kuning kehijauan bila masak, dengan tonjolan-tonjolan serupa duri lunak pendek, bertangkai panjang 5-14 cm, muncul di ujung ranting seperti pada sukun. Daging buah (semu, yang sebetulnya adalah perkembangan dari perhiasan bunga) berwarna keputihan, mengandung banyak sari buah, manis dan harum sekali, terasa licin lunak dan agak seperti jeli di lidah. Biji (perikarp) 8 × 12 mm. 
Manfaat buah
Buah terap yang berukuran besar itu disenangi, karena daging buahnya yang membungkus biji rasanya manis, banyak mengandung sari buah dan harum baunya, yang dapat dimakan dalam keadaan segar atau sebagai campuran dalam kue. Buahnya konon memiliki rasa yang lebih enak daripada nangka. Bijinya dapat dimakan setelah dibakar atau direbus; biji yang direbus (selama 30 menit dalam air garam) memiliki rasa yang lebih enak. Buah muda juga dapat dimasak bersantan dan dimakan sebagai sayur.

Pedoman Budidaya


Terap diperbanyak dengan benih. Benih itu dikeluarkan dari buah yang masak, dicuci dengan air sebaik-baiknya dan langsung disemaikan di persemaian, pada medium tanah liat berpasir. Benih terap ini tidak dapat mempertahankan viabilitasnya dalam jangka waktu yang panjang. Semai kemudian dipindahtanamkan ke dalam wadah setelah daun pertamanya menjadi dewasa. Karena benih dapat berkecambah dengan baik, dapat pula langsung dikecambahkan pada wadah. Kecambah tumbuh sangat cepat dan siap ditanam di lapangan jika telah berumur sekitar 1 tahun. Jarak tanam di lapangan adalah 12-14 m, dan sebaiknya ditanam pada awal musim hujan. Percobaan perbanyakan terap dengan pencangkokan gagal memberikan hasil yang baik; cabang dapat berkalus 33-34 hari, tetapi gagal tumbuh akar. Terap dapat juga diperbanyak dengan tunas atau diokulasi pada ‘gumihan’ (A. elasticus) atau disambung-sanding (inarching) dengan sukun (A. altilis (Parkinson) Fosberg).

Sepenggal kenangan
  1. Sepenggal kenangan pada tahun 1970, ada sebatang pohon Terap di areal kebun Karet keluarga penulis ataran Buloh Jawe desa Jiwa Baru kecamatan Lubai kabupaten Muara Enim provinsi Sumatera Selatan. Batangnya besar, daunnya rimbun buahnya banyak. Pohon itu tumbuh ditepi lahan ladang disebut penduduk lokal ume padi dahat keluarga penulis. Setiap musim buah tiba pohon Terap itu selalu berbuah lebat. Buahnya yang sudah matang banyak berjatuhan ketanah. Sepenggal kenangan adalah buah-buah Terap itu hanya membusuk saja tidak satu buahpun dipunggut orang, hal ini di karenakan pohon Terap merupakan jenis pohon tumbuh liar dihutan didaerah Lubai, masyarakat desa Jiwa Baru tidak suka mengkonsumsi buahnya.
  2. Sepenggal kenangan pada tahun 1971, ada sebatang pohon Terap di areal kebun Kopi di pedukuhan Talang Rambang desa Datar Lebuay kecamatan Air Naningan kabupaten Tanggamus provinsi Lampung. Pohon Terap ini tumbuh didekat sungai kecil yang kami jadikan sawah. Batangnya besar berdiameter 40 cm tingginya mencapai 30 meter, daunnya lebar-lebar agak berbulu, bunganya berwarna kuning. Pada pohon Terap ini layang-layang penulis menyangkut, sehingga membuat penulis tidak dapat bermain layang layang lagi. Getah dari pohonnya pernah diambil oleh penulis dijadikan untuk memelut burung Kutilang disebut juga berbah dalam bahasa Lubai.

No comments:

Post a Comment