Ada sebuah jalan yang dibuat sejak zaman pemerintah hindia Belanda, warga desa Baru Lubai dan Kurungan Jiwa (Jiwa Baru) menamakannya Bakal Anyar. Bakal Anyar adalah jalan alternatif sepanjang 1.000 meter terletak dipinggir desa Baru Lubai dan Kurungan Jiwa (setelah digabung menjadi desa Jiwa Baru) kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan.
Pada era tahun 1945-1975 sepanjang Bakal Luhus pada sisi kiri dan kanan jalan hanya berupa hamparan belukar dan kebun karet warga desa Jiwa Baru. Ketika itu, tidak nampak akan ada geliat pembangunan pada kawasan ini. Tidak seorangpun memprediksikan bahwa kawasan ini, akan menjadi daerah permukiman baru desa Jiwa Baru.
Kajian fenomenal Bakal Anyar adalah dari tempat yang hanya dihuni hewan melata dan menjadi tempat permukiman yang asri. Hal ini terjadi dikarenakan seiring dengan perubahan pola pikir dan pola sikap masyarakat desa Jiwa Baru dari kebiasaan membuat rumah didekat sungai Lubai bepindah ke pola membuat rumah dipinggir jalan. Geliat pembangunan infrastruktur di kabupaten Muara Enim termasuk jalan desa Jiwa Baru di aspal hotmix termasuk Bakal Anyar. Setelah jalan Bakal Anyar di aspal, bermunculan rumah-rumah warga didirikan di sisi kiri dan kanan jalan. Dari arah hulu jalan sampai kearah hilir berkembanga kawasan permukiman penduduk dengan gaya rumah masa kini, bangunan permanen.
Pada kawasan ini ada sebuah kalangan yaitu pasar dadakan yang diselenggarakan setiap hari Rabu. Setiap hari kalangan tumpah ruah penduduk desa Jiwa Baru berkumpul ke Bakal Anyar. Suatu kebanggaan bagi masyarakat desa ini dapat berkumpul, berbelanja dan bersilaturrahim pada saat ketemu di kalangan.
No comments:
Post a Comment