
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Aku
masih ingat kata-kata bijak dari Goethe, "Hal terbesar di dunia ini
bukanlah di mana Anda berdiri, melainkan ke mana Anda akan pergi."
Kata-kata itu selalu terngiang di pikiranku, membuatku selalu
mempertanyakan tujuan hidupku.
Aku
memutuskan untuk melakukan perjalanan ke sebuah desa terpencil di
pegunungan. Di sana, aku bertemu dengan seorang tua yang bijak. Aku
bertanya kepadanya tentang tujuan hidup.
"Tujuan
hidup itu seperti sebuah peta," katanya. "Kamu harus mengetahui di mana
kamu berdiri sekarang, dan ke mana kamu ingin pergi. Tapi, jangan lupa
untuk menikmati perjalanan itu sendiri."
Aku
merenungkan kata-katanya. Aku menyadari bahwa tujuan hidupku tidak
hanya tentang mencapai sesuatu, tapi juga tentang menikmati prosesnya.
Aku
memutuskan untuk menuliskan tujuan hidupku. Aku menulis tentang apa
yang ingin aku capai dalam hidupku, dan bagaimana aku ingin mencapainya.
Aku merasa lebih fokus dan termotivasi untuk mencapai tujuan hidupku.
Tapi,
aku juga menyadari bahwa tujuan hidupku tidak statis. Aku harus terus
mengevaluasi dan menyesuaikan tujuan hidupku dengan keadaan yang
berubah.
Aku
kembali ke kota, dengan hati yang lebih ringan dan pikiran yang lebih
jernih. Aku siap untuk menghadapi tantangan hidup dan mencapai tujuan
hidupku.
Kemana
arah tujuan kita? Kemana ambahan kita? Kemana, kemana, kemana...? Hanya
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang tahu. Tapi, yang
pasti, kita harus terus berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan hidup
kita.
Salam interaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar