Sunday, January 22, 2012

Alat Produksi suku Lubai

Alat produksi merupakan produk manusia sebagai “Home Faber”. Bersumber dari pemikiran yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus dengan mempergunakan suatu alat. Dengan alat ciptaannya, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhan hidupnya daripada hewan.

Suku Lubai sejak beberapa generasi terdahulu, telah menggunakan alat produksi sebagai berikut :

  1. Beliung adalah alat untuk menebang kayu di didaerah Lubai, rupanya seperti kapak dengan mata melintang. Ada pribahasa bersua beliung dengan sangkal, sepaham dan setujuan). 
  2. Cangkul adalah alat untuk menggali dan mengaduk tanah, dibuat dari lempengan besi dan diberi tangkai panjang dari kayu untuk pegangan. Daun cangkul biasanya dipesan dari perajin besi. Sedangkan gagang cangkul dapat dibuat sendiri dari kayu yang keras. Ujung gagang pangkur umumnya dibuat melengkung untuk memudahkan dipegang. Panjangnya tidak lebih dari pusar orang dewasa saat berdiri. Dahulu kala Masyarakat Lubai kurang mengenal alat ini, namun pada saat ini telah menggunakan Cangkul untuk keperluan pertanian bekebun karet. Cangkul dalam babasa Lubai disebut Sehekup.
  3. Parang panjang berfungsi untuk memotong semak  dan menebas rumput di sekitar tanaman. Sebutan parang panjang sebenarnya hanya untuk membedakannya dengan parang pendek yang biasa digunakan untuk memecah kelapa. Parang panjang terdiri dari 2 bagian, yaitu badan parang yang terbuat dari besi baja kenyal biasanya bekas per kendaraan roda empat, dengan panjang sekitar 65 cm dan lebar 5 cm dan gagang parang dari kayu pohon bungur, jambu, atau kayu keras dengan panjang 10 cm. Ujung gagang dibuat bulat besar agar saat dipegang untuk menebas tidak mudah lepas. 
  4. Tengkuet adalah alat untuk merumput. Alat ini berupa pisau bergagang, bentuknya agak melengkung.
  5. Tuai adalah alat untuk memotong padi ketika panen. Alat ini berupa pisau kecil deberi pegangan tangan dari kayu.
  6. Pahat Nakok adalah alat untuk mengambil getah karet. Alat ini berupa lempengan besi, bentuknya siku dan tajam.
  7. Batu asahan berasal dari batu gunung yang dibentuk seperti balok dengan panjang 30 cm, lebar 10 cm, dan tebal 5 cm. Batu asahan umumnya terdapat 2 jenis, yaitu yang kasar untuk mengasah parang tidak terlalu tajam dan yang halus untuk menajamkan parang. 
Kesimpulan : keberadaaan dan penggunaan alat produksi pertanian tradisional di Lubai mengandung nilai-nilai tertentu bagi kehidupan, antara lain : ekonomis. Nilai ini tercermin dari bahan pembuatan yang umumnya berasal dari bahan yang mudah ditemukan di hutan. Selain itu, nilai ini juga tercermin dari penggunaan alat-alat tradisional tersebut yang tidak membutuhkan bahan bakar.

No comments:

Post a Comment