Sunday, January 22, 2012

Senjata Tradisional suku Lubai

Senjata tradisional Lubai yang dipergunakan untuk membela diri sebagai berikut : 
  1.  Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berliku-liku, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu guratan-guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Keris dalam bahasa Lubai disebut ”kehis”, biasanya dimiliki secara turun temurun. 
  2. Tumbuk Lada. Senjata adat ini berbentuk menyerupai badik milik masyarakat bugis, namun memiliki gagang yang lurus, hampir juga menyerupai keris hanya tidak bergelombang. Selain untuk berburu senjata ini juga dipergunakan untuk berperang. Tumbuk Lada dalam bahasa Lubai disebut Tumbak Lade adalah sejenis mirip pisau dan biasanya penuh dengan karatan dan banyak racun. 
  3. Tombak dalam bahasa Lubai disebut  ”kujur”. Senjata adat ini hampir semua masyarakat suku di Indonesia memiliki alat ini, karena senjata ini lebih memudahkan perburuan, tinggal dilempar saja dan ujungnya yang dipasang semacam belati akan memberikan beban dan tombak pasti bergerak lurus. Selain untuk berburu senjata adat ini juga pernah dipakai untuk berperang. 
  4. Trisula atau trishula atau serampang (Sanskerta: trishul) adalah tombak bermata tiga yang secara harfiah berarti tiga tombak. Juga disebut trident dalam bahasa Inggris. Trisula juga digunakan oleh retarii, gladiator dengan penampilan seperti nelayan (membawa jaring).
  5. Pedang bentuknya menyerupai mandau dan parang hanya saja pada kedua sisi pisau memiliki ketajaman yang sama dan ujungnya dibuat tajam. Pedang lebih sering digunakan untuk berperang dibanding untuk berburu.
 Kesimpulan : Senjata tradisional Lubai merupakan senjata untuk membela diri, telah diwariskan turun temurun dari nenek moyang dahulu kala.


No comments:

Post a Comment