Tuesday, January 24, 2012

Sistem Religi suku Lubai

Masalah asal-mulanya dari suatu unsur universal seperti religi, artinya masalah mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi daripadanya, dan mengapa manusia itu melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beraneka warna, untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi, telah lama menjadi pusat perhatian banyak peneliti etnografi.
Dalam memecahkan soal asal-mula dari suatu gejala, sudah jelas orang akan melihat kepada apa yang dianggapnya sisa-sisa dari bentuk-bentuk tua dari gejala itu. Dengan demikian bahan etnorgafi mengenai upacara keagamaan dari berbagai suku bangsa di dunia sangat banyak diperhatikan dalam usaha penyusun teori-teori tentang asal-mula agama.

Unsur-unsur Sistem Religi.
Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan, atau religious emotion. Emosi keagamaan ini biasanya pernah dialami oleh setiap manusia, walaupun getaran emosi itu mungkin hanya berlangsung untuk beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang lagi. Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. Emosi keagamaan menyebabkan bahwa sesuatu benda, suatu tindakan, atau suatu gagasan, mendapat suatu nilai keramat, atau sacred value, dan dianggap keramat. Demikian juga benda-benda, tindakan-tindakan atau gagasan-gagasan yang biasanya tidak keramat, yang biasanya profane, tetapi apabila dihadapi oleh manusia yang dihinggapi oleh emosi keagamaaan, sehingga ia solah-olah terpesona, maka benda-benda, tindakan-tindakan dan gagasan-gagasan tadi menjadi keramat.

Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur lain, yaitu 1) sistem keyakinan, 2) sistem upacara keagamaan, 3) suatu umat yang menganut religi itu.

Sistem Religi suku Lubai yang sebagian besar penduduk menganut agama Islam yaitu :
  1. Sistem keyakinan kepada ajaran agama Islam yang harus dipatuhi oleh setiap penduduk Lubai. Hal ini telah berlangsung dari beberapa generasi yang lalu.
  2. Sistem upacara keagamaan masyarakat Lubai sholat Jumát, sholat Tarawih bulan Ramadhan, sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha dilaksanakan di Masjid desa. Selain melaksanakan sholat, berpuasa bulan Ramadhan, membayar zakat pertanian sehabis panen, menunai ibadah Haji merupakan kegiatan keagaamaan yang taat dilakukan oleh masyarakat Lubai. Aplikasi keagaamaan Islam yang tidak kalah pentingnya yaitu menjauhi larangan Allah seperti : tidak boleh mengakui hak milik orang lain, karena dalam ajaran agama islam seseorang mengakui atau mengambil manfaat sesuatu benda milik orang lain tanpa izin merupakan perbuatan mungkar, tidak boleh melakukan perzinahan, perjudian.
  3. Suatu umat yang menganut Sistem Religi suku Lubai berjumlah lebih kurang 40.000 jiwa.
Kesimpulan : Sistem Religi suku Lubai berjalan sesuai dengan ajaran agama Islam, adapun penduduk pendatang dari luar Lubai menjalankan ajaran sesuai dengan keyakinannya.

No comments:

Post a Comment