Bingka Ubi Kayu, yang tradisional tak kalah lezatnya
Makanan
yang terbuat dari singkong atau ubi kayu pasti sudah tidak asing bagi
masyarakat kita. Banyak sekali kue-kue tradisional yang memanfaatkan
bahan ini, umumnya diolah dengan cara di goreng, direbus atau dikukus.
Namun ada satu jenis kue ubi kayu yang dimasak dengan cara dipanggang,
dan merupakan salah satu kue tradisional yang saya gemari. Bingka ubi
kayu.
Bingka sendiri menurut Wikipedia Indonesia merupakan makanan tradisional khas suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kue ini memiliki ciri khas kue yang lembut, manis, dan berlemak terbuat dari tepung terigu, telur, santan, gula pasir dan garam. Selama ini, saya hanya mengenal bingka khas Banjar yang terbuat dari tepung terigu, namun ternyata varian bingka sendiri sebenarnya sangatlah banyak tergantung dari rasa dan bahan yang ditambahkan. Di Malaysia dan Singapura, dimana bingka juga dianggap sebagai kue tradisional disana, bahan seperti pandan, pisang, jagung manis, susu, atau ubi kayu umum digunakan untuk membuat aneka varian bingka yang alamak lezatnya. Justru saat berada di Kuala Lumpur lah, saya bisa merasakan aneka macam kue bingka yang dijajakan di salah satu resto di KL Sentral, yang membuat saya hingga sekarang masih terbayang-bayang dengan manis dan lembutnya kue tradisional yang satu ini.
Proses pembuatan semua varian bingka umumnya sama dan mudah, bahan-bahan cukup diaduk menjadi satu dan dibakar hingga matang di oven. Kendala terbesar membuat bingka ubi kayu (bagi saya merupakan kendala) membuat parutan si ubi. Teksturnya yang keras membuat tangan cukup pegal-pegal juga jika harus dilakukan secara manual. Karena itu saya menghaluskan ubi menggunakan blender. Cukup potong-potong ubi kayu yang telah dikupas dan dicuci bersih, masukkan ke gelas blender, beri sedikit air dan proses hingga halus. Ubi yang telah halus ini lantas di saring dan diperas hingga airnya benar-benar habis. Air perasan ubi jangan dibuang, endapkan sejenak dan campurkan pati yang mengendap ke parutan ubi. Air yang telah bening ini lantas saya buang, karena menurut ibu dan nenek-nenek saya yang suka membuat kue dari ubi kayu, air ini menimbulkan rasa getir di kue.
Kue ini rasanya lembut dan sangat lezat, pas sekali untuk menjadi camilan keluarga saat sedang duduk ngerumpi di teras. So yummy!
Anda tertarik dengan resep bingka lainnya, klik di posting saya sebelumnya di Bingka Pisang.
Untuk 1 loyang bingka ukuran 20 x 20 cm
- 2 butir telurBingka sendiri menurut Wikipedia Indonesia merupakan makanan tradisional khas suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kue ini memiliki ciri khas kue yang lembut, manis, dan berlemak terbuat dari tepung terigu, telur, santan, gula pasir dan garam. Selama ini, saya hanya mengenal bingka khas Banjar yang terbuat dari tepung terigu, namun ternyata varian bingka sendiri sebenarnya sangatlah banyak tergantung dari rasa dan bahan yang ditambahkan. Di Malaysia dan Singapura, dimana bingka juga dianggap sebagai kue tradisional disana, bahan seperti pandan, pisang, jagung manis, susu, atau ubi kayu umum digunakan untuk membuat aneka varian bingka yang alamak lezatnya. Justru saat berada di Kuala Lumpur lah, saya bisa merasakan aneka macam kue bingka yang dijajakan di salah satu resto di KL Sentral, yang membuat saya hingga sekarang masih terbayang-bayang dengan manis dan lembutnya kue tradisional yang satu ini.
Proses pembuatan semua varian bingka umumnya sama dan mudah, bahan-bahan cukup diaduk menjadi satu dan dibakar hingga matang di oven. Kendala terbesar membuat bingka ubi kayu (bagi saya merupakan kendala) membuat parutan si ubi. Teksturnya yang keras membuat tangan cukup pegal-pegal juga jika harus dilakukan secara manual. Karena itu saya menghaluskan ubi menggunakan blender. Cukup potong-potong ubi kayu yang telah dikupas dan dicuci bersih, masukkan ke gelas blender, beri sedikit air dan proses hingga halus. Ubi yang telah halus ini lantas di saring dan diperas hingga airnya benar-benar habis. Air perasan ubi jangan dibuang, endapkan sejenak dan campurkan pati yang mengendap ke parutan ubi. Air yang telah bening ini lantas saya buang, karena menurut ibu dan nenek-nenek saya yang suka membuat kue dari ubi kayu, air ini menimbulkan rasa getir di kue.
Kue ini rasanya lembut dan sangat lezat, pas sekali untuk menjadi camilan keluarga saat sedang duduk ngerumpi di teras. So yummy!
Anda tertarik dengan resep bingka lainnya, klik di posting saya sebelumnya di Bingka Pisang.
Bingka Ubi Kayu
Resep diadaptasikan dari blog Table for 2 .... or more, Bingka Ubi Untuk 1 loyang bingka ukuran 20 x 20 cm
Bahan:
- 200 ml santan kental (saya pakai Kara)
- 1/2 sendok teh vanili bubuk
- pewarna kuning secukupnya (optional)
- 900 gram parutan ubi kayu (proses ubi kayu dengan cara yang saya sertakan dibawah)
- 250 ml air
- 200 gram gula pasir
- 40 gram mentega/margarine
Cara membuat:
Panaskan oven, set di suhu 180'C. Letakkan rak pemanggang di tengah oven. Siapkan loyang, olesi permukaannya dengan mentega dan alasi dengan kertas minyak. Sisihkan.
Siapkan
ubi kayu, kupas kulitnya dan cuci bersih. Parut ubi kayu menggunakan
parutan kelapa. Atau, anda bisa menggunakan cara yang saya lakukan.
Menghaluskannya menggunakan blender.
Potong-potong
ubi ukuran 2 x 2 cm. Masukkan ke dalam gelas blender, beri sedikit air
agar blender bisa berputar. Proses hingga halus. Peras parutan ubi,
tampung air perasannya. Sisihkan parutan ubi, masukkan ke mangkuk besar.
Endapkan air perasan hingga pati ubi tampak di dasar mangkuk. Buang
airnya yang telah jernih dan campurkan pati dengan parutan ubi kayu.
Siapkan
mangkuk, masukkan telur, kocok hingga lepas. Tuangkan santan, vanili
bubuk dan beberapa tetes pewarna kuning (jika suka). Jika anda
menggunakan jenis ubi kayu mentega yang telah berwarna kuning maka tidak
perlu lagi menggunakan pewarna. Aduk campuran hingga rata.
Menggunakan panci kecil, rebus air dan gula pasir hingga mendidih. Masukkan mentega dan aduk hingga meleleh. Tuangkan ke dalam mangkuk berisi parutan ubi kayu. Aduk rata. Adonan akan terlihat sedikit mengental.
Menggunakan panci kecil, rebus air dan gula pasir hingga mendidih. Masukkan mentega dan aduk hingga meleleh. Tuangkan ke dalam mangkuk berisi parutan ubi kayu. Aduk rata. Adonan akan terlihat sedikit mengental.
Jika
adonan sudah tidak terlalu panas, tuangkan campuran telur + santan ke
dalam adonan ubi kayu. Aduk rata dan tuangkan ke loyang yang telah
disiapkan.
Panggang selama +
45 menit atau hingga kue matang dengan permukaan coklat keemasan. Tusuk
dengan lidi untuk mengetes kematangan kue. Dinginkan hingga kue
benar-benar dingin sebelum dipotong dan disajikan. Selamat mencoba!
Note: Kue harus benar-benar dingin saat dipotong agar tidak lengket di pisau.
Note: Kue harus benar-benar dingin saat dipotong agar tidak lengket di pisau.
Sumber : http://www.justtryandtaste.com
No comments:
Post a Comment