Saturday, November 3, 2012

Bandotan

Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

Nama umum : Indonesia: Bandotan, babandotan (Sunda), badotan, wedusan (Jawa), rumput bulu (Dayak), Inggris: maile-hohono, chick weedCina: sheng hong ji.


 
Klasifikasi
     Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                  Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                      Sub Kelas: Asteridae
                          Ordo: Asterales
                               Famili: Asteraceae
                                   Genus: Ageratum
                                       Spesies: Ageratum conyzoides L. 

Deskripsi :

Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan menghasilkan bunga-bunga pink kecil di bagian atas batang berbulu nya. Di beberapa negara itu dianggap sebagai gulma yang sulit untuk mengontrol. Ageratum berkisar dari tenggara Amerika Utara ke Amerika Tengah, tetapi pusat asal di Amerika Tengah dan Karibia. Ageratum juga ditemukan di beberapa negara di daerah tropis dan sub-tropis, termasuk Brasil.


  • Daun : Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau.
  • Batang : Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.
  • Bunga : Kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang berambut.
  • Buah : Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.
  • Tinggi : ±30 - 90 cm dan bercabang
  • Untuk pengembangbiakannya : dapat dilakukan melalui penyebaran biji.
  • Habitat : Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
  • Iklim : habitat : Tropis dan subtropis
  • Ket. tambahan : Tumbuhan ini merupakan herba menahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.

Fungsi tumbuhan

Fungsi umum : Ageratum telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Di India, Ageratum digunakan sebagai bakterisida, antidisentri dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, perasan/ekstrak tanaman ini sering dipakai untuk menangani kolik, flu dan demam, diare, rheumatik dan efektif mengobati luka bakar. Di Indonesia, Ageratum banyak digunakan untuk obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.

Di Brasil infus dipersiapkan dengan daun atau seluruh pabrik dan mempekerjakan untuk mengobati kolik, flu dan demam, diare, rematik, kejang, dan sebagai tonik. Hal ini juga sangat dianjurkan untuk luka bakar dan luka. Di negara-negara lain di Latin dan Amerika Selatan tanaman ini banyak digunakan untuk sifat antibakteri untuk kondisi menular dan infeksi bakteri. Di Afrika, ageratum digunakan untuk mengobati demam, rematik, sakit kepala, pneumonia, luka, luka bakar dan kolik.

Masyarakat Dayak Tunjung, menggunakan seduhan akarnya dan daunnya yang diremas-remas kemudian dibalurkan di sekitar pusar dapat sebagai obat sakit perut. Sedangkan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, seluruh bagian tanaman ditumbuk dan dicampur dengan sedikit kapur sirih dapat sebagai obat luka dan bisul.

Kandungan Kimia

Ageratum mengandung senyawa bioaktif termasuk flavonoid, alkaloid, cumarins, minyak esensial, chromenes, benzofurans, terpenoid dan tanin. Para pabrik kimia utama yang ditemukan di pabrik meliputi: 6,7-dimethoxy-2 ,2-dimethylchromene, 6-demetoxyageratochromene, 6-vinil-demethoxy-ageratochromene, ageratochromene, alfa-cubebene, alfa-pinen, alfa-terpinene, beta- caryophyllene, beta-cubebene, beta-elemene, beta-farnesene, beta-myrcene, beta-pinen, beta-selinene, beta-sitosterol, cadinene, caryophyllene-oksida, conyzorigin, coumarin, dotriacontene, endo-borneol, endo-bornyl- asetat, etil-eugenol, etil-vanilin, farnesol, friedelin, HCN, hexadecenoic-asam, kaempferol, kaempferol-3 ,7-diglucoside, kaempferol-3-o-rhamnosylglucoside, linoleat-acid, quercetin, quercetin-3, 7 - diglucoside, dan quercetin-3-o-rhamnosylglucoside. 

Kandungan kimia dari tanaman ini adalah asam amino, organacid, minyak terbang coumarin, ageratochromene, friedelin, betasitosterol, stigmasterol, potassium chlorida. 

Herba Ageratum conyzoides juga berkhasiat untuk pengobatan demam, malaria, sakit tenggorokan, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah dan mimisan, diare, disentri mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit, tumor rahim dan perawatan rambut.

Penggunaan Tumbuhan Dalam Keadaan Darurat. Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat sebagai tanaman obat tradisional. 

 Kesan

Saya terkesan dengan tumbuhan bandotan ini, setelah hampir 35 tahun saya mencari apa nama rerumputan ini, akhirannya saya menemurkan pada saat saya menuliskan artikel ini. Tumbuhan ini didaerah Lubai kabupaten Muara Enim, jarang diketemukan. Saya banyak melihat bandotan ini tumbuh secara liar bahkan menjadi salah satu gulma di kebun kopi milik keluarga kami di pedukuhan Sekampung kuning, desa Datar Lebuai, kecamatan Air Naningan, kabupaten Muara Enim, provinsi Lampung. Masyarakat disana tidak ada yang tahu, jikalau bandotan ini banyak khasiatnya untuk pengobatan.

No comments:

Post a Comment