Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Jika Tawon madu sudah berada dalam sarang nektar dikeluarkan dari kantung madu yang terdapat pada abdomen dan dikunyah dikerjakan bersama tawon lain, jika nektar sudah halus ditempatkan pada sel, jika sel sudah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi. Rasa manis madu disebapkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan glukosa, dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula.
Madu memiliki ciri-ciri kimia yang menarik, dioleskan jika dipakai untuk pemanggangan. Madu memiliki rasa yang berbeda daripada gula dan pemanis lainnya. Kebanyakan mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalam madu karena rendahnya aktivitas air yang hanya 0.6.
Sejarah penggunaan madu oleh manusia sudah cukup panjang. Dari dulu manusia menggunakan madu untuk makanan dan minuman sebagai pemanis atau perasa. Aroma madu bergantung pada sumber nektar yang diambil lebah.
Kandungan nutrisi
Madu adalah campuran dari gula dan senyawa lainnya. Sehubungan dengan
karbohidrat, madu terutama fruktosa (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar
31,0%), sehingga mirip dengan sirup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48%
fruktosa, glukosa 47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa termasuk
maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti semua pemanis
bergizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula dan hanya mengandung
sedikit jumlah vitamin atau mineral. Madu
juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi sebagai
antioksidan, termasuk chrysin,
pinobanksin,
vitamin C, katalase,
dan pinocembrin. Komposisi
spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang tersedia untuk lebah
yang menghasilkan madu.
Analisa madu secara umum:
Fruktosa: 38.2%
Glukosa: 31.3%
Maltosa: 7.1%
Sukrosa: 1.3%
Air: 17.2%
Gula paling tinggi: 1.5%
Abu (analisis kimia):0.2%
Lain-lain: 3.2%
Kekentalan madu adalah sekitar 1,36 kilogram per liter. Atau sama dengan 36% lebih kental daripada air).
Lebah
Proses terbentuknya madu dimulai saat lebah (pekerja) mengumpulkan madu sebagai cadangan makanannya dari bunga-bungaan yang ada di sekitar 1-2 km dari sarangnya. Bagian yang diambil oleh lebah-lebah (pekerja) dari tanaman adalah nectar (cairan manis yang terdapat dalam bunga) dan pollen (sari tepung bunga). Dalam tubuh lebah, nektar bunga yang telah dihisap tersebut kemudian dicampur dengan enzim tertentu lalu diolah menjadi madu dan dikeluarkan kembali ke tempat penyimpanan madu di sarang-sarang lebah.
Seekor lebah madu
Jenis lebah yang paling efektif menghasilkan madu adalah lebah dengan jenis Apis dorsata. Lebah ini termasuk lebah Asia yang paling bagus memproduksi madu. Lebah ini hanya membuat sarang satu lapis yang meggantung di dahan pohon, di langit-langit yang terbuka, atau di tebing jurang. Untuk saat ini Apis dorsata belum bisa dibudidayakan di kandang tertutup. Dengan sarang berukuran 2 x 2 m lebah ini bisa menghasilkan 20 kg madu untuk setiap sarang.
Apis dorsata berbadan besar, dan hidup di daerah sub-tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Filipina, India, Nepal dan tidak ditemukan selain di daerah Asia. Di Indonesia lebah ini bisa ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan NTB atau NTT.
Pembentukan
Madu
Lebah mengubah sakarida menjadi madu dengan proses mengunyah berkali kali sampai setengah tercerna. Proses ini tidak dilakukan sekaligus. Setelah dikunyah, sakarida masih dalam bentuk cair dan masin mengandun banyak air, maka proses selanjutnya adalah penguapan sebanyak mungkin air dan transformasi dengan enzim.
Lebah membuat madu sebagai sumber makanan. Pada musim dingin atau saat makanan langka, lebah mengambil cadangan madu sebagai sumber energi.
Analisa madu secara umum:
Fruktosa: 38.2%
Glukosa: 31.3%
Maltosa: 7.1%
Sukrosa: 1.3%
Air: 17.2%
Gula paling tinggi: 1.5%
Abu (analisis kimia):0.2%
Lain-lain: 3.2%
Kekentalan madu adalah sekitar 1,36 kilogram per liter. Atau sama dengan 36% lebih kental daripada air).
Lebah
Proses terbentuknya madu dimulai saat lebah (pekerja) mengumpulkan madu sebagai cadangan makanannya dari bunga-bungaan yang ada di sekitar 1-2 km dari sarangnya. Bagian yang diambil oleh lebah-lebah (pekerja) dari tanaman adalah nectar (cairan manis yang terdapat dalam bunga) dan pollen (sari tepung bunga). Dalam tubuh lebah, nektar bunga yang telah dihisap tersebut kemudian dicampur dengan enzim tertentu lalu diolah menjadi madu dan dikeluarkan kembali ke tempat penyimpanan madu di sarang-sarang lebah.
Seekor lebah madu
Jenis lebah yang paling efektif menghasilkan madu adalah lebah dengan jenis Apis dorsata. Lebah ini termasuk lebah Asia yang paling bagus memproduksi madu. Lebah ini hanya membuat sarang satu lapis yang meggantung di dahan pohon, di langit-langit yang terbuka, atau di tebing jurang. Untuk saat ini Apis dorsata belum bisa dibudidayakan di kandang tertutup. Dengan sarang berukuran 2 x 2 m lebah ini bisa menghasilkan 20 kg madu untuk setiap sarang.
Apis dorsata berbadan besar, dan hidup di daerah sub-tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Filipina, India, Nepal dan tidak ditemukan selain di daerah Asia. Di Indonesia lebah ini bisa ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan NTB atau NTT.
Pembentukan
Madu
Lebah mengubah sakarida menjadi madu dengan proses mengunyah berkali kali sampai setengah tercerna. Proses ini tidak dilakukan sekaligus. Setelah dikunyah, sakarida masih dalam bentuk cair dan masin mengandun banyak air, maka proses selanjutnya adalah penguapan sebanyak mungkin air dan transformasi dengan enzim.
Lebah membuat madu sebagai sumber makanan. Pada musim dingin atau saat makanan langka, lebah mengambil cadangan madu sebagai sumber energi.
Secara umum ada tiga jenis tipe lebah dalam satu sarang:
- Seekor ratu
- Beberapa lebah jantan (untuk membuahi calon ratu baru)
- Ribuan lebah betina pekerja.
Lebah pekerja bertugas mengurus larva, mengumpulkan nektar yang akan dibuat menjadi madu, serta mencari nektar.
Manfaat
- Mengobati batuk di malam hari. Penelitian yang dilakukan Dr Herman Avner Cohen membuktikan bahwa madu bermanfaat untuk mengatasi batuk pada malam hari. Sehingga tidur pun semakin nyenyak. Penelitian ini diikuti 300 anak balita yang memiliki masalah batuk di malam hari.
- Membantu sistem pencernaan. Studi terbaru menemukan bahwa madu ternyata dapat meningkatkan mikroflora dalam usus. Mikroflora inilah yang akan berperan untuk memperlancar sistem pencernaan dalam tubuh. Pengobatan pada penderita diabetes dimana pasien tidak bisa menggunakan antibiotik.
- Mencegah penyakit jantung dan kanker. Madu mengandung suatu zat yang bernama polifenol. Yaitu sejenis antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Sehingga berpengaruh pada kesehatan jantung dan mencegah dari kanker.
- Mengobati luka. Madu ketika di oleskan pada luka sebagai antiseptik hidrogen peroksida dihasilkan saat madu mencair terkena cairan tubuh. Sebagai hasilnya, hidrogen peroksida dilepaskan perlahan lahan dan menjadi antiseptik. Hidrogen peroksida yang terkandung dalam madu ternyata dapat mengatasi penyakit kulit, kulit terbakar dan luka pada kulit. Caranya cukup dengan mengolesi madu pada kulit yang terkena penyakit atau luka.
- Mengobati jerawat. Berdasarkan penelitian, jenis madu Manuka dan Kanuka terbukti efektif untuk mengobati acne vulgaris. Yaitu kondisi kulit yang disebabkan oleh peradangan dan infeksi pada folikel bagian wajah, punggung dan dada.
- Mencegah gigitan nyamuk. Madu mengandung sifat anti peradangan (anti inflamasi) yang berfungsi mengurangi gatal dan iritasi akibat gigitan nyamuk.
- Hidrogen Peroksida terbentuk dari pelepasan yang lambat oleh enzim glukosa oksida yang ada di madu. Hal ini terjadi jika madu dicairkan, dimana oksigen dibutuhkan untuk reaksi ini, aktif hanya jika keasaman madu dinetralisasi oleh cairan tubuh, dapat dihancurkan oleh adanya enzim pencerna protein, dan akan hancur jika madu terpapar panas atau sinar.
- Menonaktifkan logam bebas, yang tidak akan mengkatalisis pembentukan radikal oksigen bebas dari hidrogen peroksida, yang menyebabkan peradangan. Juga, unsur antioksidan dalam madu membantu membersihkan radikal bebas oksigen yang ada. C6H12O6 + H2O + O2 → C6H12O7 + H2O2 (reaksi oksidasi glukosa).
- Antibiotik nonperoksida
disebapkan oleh metilglioksal
(MGO) dan komponen sinergi yang tidak dikenali. Kebanyakan madu mengandung MGO
yang sangat rendah, namun madu manuka
mengandung MGO yang sangat tinggi. Tingkat sinergi dalam madu manuka dua kali
lipat lebih dari aktivitas antibakteri MGO.
Antioksidan dalam madu pernah diujikan pada tikus dan mampu mengurangi kerusakan yang terjadi di usus besar.Hal ini sesuai dengan pengobatan tradisional.
Sumber :
No comments:
Post a Comment