Wednesday, November 7, 2012

Pohon Gemor

Gemor ( Alseodaphne sp.

Gemor ( Alseodaphne sp . ) merupakan salah satu jenis dari marga Alseodaphne, suku Lauraceae yang bermanfaat baik kayu maupun pepagannya ( kulit kayu ). Bahkan pepagannya lebih dikenal dalam perdagangan sebagai bahan obat nyamuk dan menjadi komoditas ekspor. 

Diketahui dalam marga Alseodaphne terdapat 50 jenis dengan daerah persebaran Yunani sampai kawasan Malesia Barat. Di Indonesia tercatat ada 15 jenis yang tumbuh secara alami pada daerah dataran rendah ( dan hutan rawa ) hingga dataran tinggi di Sumatra, Bangka, Belitung, Jawa, Kalimantan. Sejumlah 9 jenis tumbuh di Sumatra ( termasuk Bangka dan Belitung ) dan 2 jenis di antaranya berhabitus pohon besar yaitu : Alseodaphne glauciflora Kostermans mempunyai tinggi mencapai 32 m, diameter batang 45 cm, jenis ini terdapat juga di Kalimantan, dan A. intermedia Kostermans dengan tinggi mencapai 33 m, diameter batang 90 cm; sedangkan di Kalimantan ada 11 jenis , 5 jenis di antaranya berhabitus pohon sedang hingga besar : A. albifrons Kostermans , A. elmeri Merr. , A . glauciflora Kostermans , A. oblanceolata ( Merr. ) Kostermans , A. pendulifolia Gamble ( Whitmore dan Tantra, 1986; Whitmore, Tantra dan Sutisna; 1989 ). Pada areal hutan Kalimantan Selatan diinformasikan ada 4 jenis yang semuanya berhabitus pohon besar : A. bancana Miiq . ( tinggil 27 m, diameter 75 cm ), A. elmeri Merr . ( tinggi 28 m, diameter 40 cm ), A. insignis Gamble ( tinggi 40 cm, diameter 100cm ), A. ablanceolata ( Merr. ) Kostermans ( tinggi l 30 m, diameter 70 cm ) ( Argent & Saridan; Campbell & Wilkie; dan Fairweather, Hadiah, Middleton, Pendry, Pinard; Warwick & Yulia, 2000 ). Kebler dan Sidiyasa ( 1994 ), menginformasikan ada 2 jenis yang tumbuh di areal hutan Balikpapan-Samarinda ialah : A. elmeri Merr dan A. peduncularis ( Wall. Ex Nees ) Meissn . dengan tinggi pohon kurang dari 20 m, diameter batang kurang dari 30 cm. 

Dengan banyaknya jumlah jenis tersebut, maka dalam pengembangannya perlu ditetapkan jenis mana yang memiliki mutu pepagan terbaik. Kalau ada beberapa jenis bermutu sama baiknya, dipilih jenis dengan mutu kayu lebih baik atau dapat dilihat dari aspek pertumbuhannya. 

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut pada jenis gemor yang akan dikembangkan, perlu dilakukan penelitian berbagai aspek termasuk ketepatan nama botanisnya ( species ). 


Hasil identifikasi terdapat 2 spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penghasil kulit kayu gemor (Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm, Nothaphoebe cf umbelliflora). Masyarakat membedakan 2 spesies pohon ini dari warna kulit dalam setelah dikupas yaitu ada berwarna putih kekuningan dan merah, dari 2 spesies ini jenis Nothaphoebe coriacea (Kosterm.) Kosterm lebih banyak yang diambil masyarakat karena kulitnya yang lebih tebal. masyarakat mengenal pohon tersebut dengan sebutan gemor, menuk, tempuloh. Jenis ini termasuk dalam famili Lauraceae. Adapun ciri morfologinya adalah sebagai berikut :

Pengenalan

Pohon : Pohon gemor memiliki perawakan berupa pohon kecil sampai sedang dan besar yang dapat mencapai tinggi pohon 30 – 36 m, batang kadang lurus dan silinder bercabang sedikit sampai tinggi 21 m, diameter batang mencapai 70-90 cm, tanpa atau dengan banir (buttresses) kecil, pneumatophores yang kasar dan banir (buttresses) panjang Pada marga Nothapobe umumnya mengandung alkaloid laurotetani pada bagian kulit batangnya. Proses Pemencaran bijinya pada marga ini banyak dibantu oleh burung. (Sosef et.al., 1998 ). Sedangkan menurut Whitmore et.al. (1990) pohon gemor dapat mencapai tinggi 23 m dan diameter setinggi dada 40 cm dimana pohon ini tumbuh secara alami di hutan rawa gambut dengan kedalaman gambut mencapai 2.5 m.

Kulit Batang : Kulit batang bertekstur agak kasar, tebal kulit dapat mencapai 2 cm, kulit batang bagian luar berwarna coklat kelabu sedangkan bagian dalamnya berwarna coklat jingga waktu segar, dan akan berubah warna menjadi coklat ungu sampai coklat hitam setelah dikupas dan dikeringkan ; mudah mengelupas tipis-tipis ; mengeluarkan banyak lendir setelah disayat pada waktu pohon masih berdiri dan tetap mengeluarkan lendir bila direndam di air setelah dikupas dan dikeringkan. Lendir berwarna bening, lengket dan apabila sudah terkena udara akan berwarna merah sampai merah kehitaman

Kayu : Terdapat perbedaan yang jelas warna kayu gubal dan kayu teras, teras berwarna coklat dan gubal berwarna kuning, gubal mengeluarkan lendir waktu masih segar, lingkaran tumbuh kurang terlihat jelas, bagian tengah kayu sebagian besar berlobang mulai pangkal sampai bagian tengah batang terutama pada pohon yang berbanir akar. Sedangkan pada batang sampai ranting, bagian tengahnya (empulur) terdapat jaringan gabus yang lunak.

 
Daun : Pada bagian atas daun berwarna hijau tua terang (mengkilap) sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau keputihan (buram). Merupakan daun tunggal, berbentuk membundar telur sungsang hingga lonjong atau melanset sungsang dengan panjang hingga 23 cm dan lebar mencapai 8 cm, Pangkal daun membaji hingga menirus, ujung daun meruncing dan kadang membulat. Tulang daun sekunder 6-9 pasang,urat daun beraturan menyirip, terlihat jelas dan menonjol pada permukaan bawah daun. Posisi daun alternate dan kadang berkarang, Tangkai daun berwarna hijau dengan panjang 2-3 cm.



Bunga : Perbungaan pada ketiak tangkai daun dengan bunga berwarna kuning terang atau kuning, kelopak bunga berbulu, berbentuk bulat telur hingga lonjong, dengan diameter hingga 4 mm.



Kandungan Kimia Bagian Pohon Gemor



Bagian pohon gemor yang secara umum dimanfaatkan oleh masyarakat adalah bagian kulit batang sebagai bahan antinyamuk sedangkan bagian pohon lainnya seperti daun dan ranting tidak dimanfaatkan. Hasil skrining fitokimia dengan reaksi uji warna pada bagian pohon gemor (kulit batang, ranting dan daun) menunjukkan bahwa hanya pada bagian kulit batang mempunyai kandungan utama metabolit sekunder (steroid, flavonoid, alkaloid, saponin, fenolik) sedangkan pada bagian lain (daun dan ranting) tidak semua kandungan utama metabolit sekunder ini terdapat didalamnya.


No comments:

Post a Comment