Lengkeng
(Dimocarpus longan Lour.) yang termasuk dalam famili Sapindaceae
kerabat dekat dengan leci dan rambutan merupakan tanaman subtropis yang
sudah dikenal 2000 tahun yang lalu. Asal-usulnya dari daerah Cina
Selatan dan pemanfaatannya lebih kepada khasiatnya sebagai obat, bukan
sebagai buah meja (Triwinata 2006), buah ini dikenal sebagai Dragon Eye
(Menzel et al. 1 989, Nakasone dan Paull 998). Dari Cina Selatan,
tanaman ini kemudian berkembang ke daerah Thailand, Vietnam, Malaysia,
dan Indonesia (Usman 2006). Di Indonesia lengkeng tumbuh baik di daerah
dengan ketinggian tempat antara 300-900 m dpl (Rahardja 983). Lengkeng
memerlukan suhu yang dingin untuk memacu pembungaan yaitu antara 5-22°C
(Verheij dan Coronel 992). Menurut Soenarso (990) bahwa sebaran
pertanaman lengkeng dataran tinggi dominan di Pulau Jawa yaitu di daerah
Salatiga, Ambarawa, Temanggung, Tumpang, dan Magelang. Sebagian besar
daerah tersebut mempunyai pola curah hujan subtropis seperti di
Ambarawa, Salatiga, dan Tumpang (Supriyanto 2006). Karena memerlukan
syarat tumbuh seperti itu, pengembangan lengkeng di Indonesia terbatas
hanya di daerah tertentu saja. Selain itu, umumnya lengkeng dataran
tinggi mempunyai masa awal produksi yang lama yaitu antara 5-8 tahun
sehingga pengembangannya ke daerah lain agak lambat.
Buah fenomenal merupakan julukan lengkeng
dataran rendah. Kehadirannya 2 tahun silam meruntuhkan anggapan
lengkeng yang dikira hanya berbuah di dataran tinggi berudara sejuk.
Puluhan para pekebun dan hobiis mulai mengebunkan jenis lengkeng dataran
rendah di segala penjuru nusantara.
Kelebihan dari lengkeng dataran rendah
ialah sifatnya yang genjah. Bibitnya pada umur 16 -20 bulan mulai
belajar berbuah. Ternyata pengetahuan tentang lengkeng dataran rendah
masih sangat minim.
Penelitian dan pengalaman
Perlu ditegaskan, dari ketiga varietas
itu yaitu Diamond River dan Pingpong yang merupakan asli lengkeng
dataran rendah tropis, berasal dari Vietnam, lalu dikembangkan di
dataran rendah Thailand. Dari Thailand menyebar ke Malaysia kemudian ke
Indonesia. Sebaliknya, Itoh bukan asli lengkeng dataran rendah. E daw –
sebutan itoh di Thailand adalah lengkeng subtropis. Banyak ditanam di
Thailand seperti di Chiangmai dan Lamphun kemudian beradaptasi ke
dataran rendah setelah ditanam para pekebun di di Samut Songkhram dan
Rayong.
Sifat dan Karakter
Pertama, diamond river (sebutan dari
Malaysia). Asli lengkeng dataran rendah, mudah berbuah di Indonesia.
Sifat unggulnya pada sosok tanamannya . Percabangan banyak dan
produktivitas tinggi. Berbuah sepanjang tahun. Lazim dilihat pohon
diamond river bertaburan bunga dan buah. Rasa buah manis, tapi
berkualitas rendah. Daging buah tipis, transparan dan becek.
Kedua , pingpong. Sama seperti diamond
river mudah berbuah. Buahnya eksotik berukuran jumbo, bahkan beberapa di
antaranya benar-benar sebesar bola pingpong. Ukuran buah besar itu
diikuti biji besar Kelemahan lain, sifat apical dominance alias pucuk
cenderung tumbuh memanjang dan jarang bercabang. Dompolan buah lebat,
tetapi karena percabangan yang sedikit, maka total buah pada satu pohon
sedikit pula.
Ketiga , itoh. Dibanding kedua varietas
sebelumnya, kualitas itoh paling bagus. Bayangkan saja lengkeng impor
terbaik yang dibeli di pasar swalayan. Daging buahnya kering, manis,
tebal, dan renyah.
Di dataran rendah Thailand dan Malaysia, produktivitas itoh juga tinggi. Sayang, di Indonesia ia sulit berbuah karena teknik membuahkannya belum tepat. Lalu bagaimana?Kalau masih begini terus belum ada satupun dari ketiga varietas itu yang dapat dikebunkan secara komersial.
Di dataran rendah Thailand dan Malaysia, produktivitas itoh juga tinggi. Sayang, di Indonesia ia sulit berbuah karena teknik membuahkannya belum tepat. Lalu bagaimana?Kalau masih begini terus belum ada satupun dari ketiga varietas itu yang dapat dikebunkan secara komersial.
Peningkatan Kualitas
Teknik penanaman dengan surjan atau
bedengan;pemupukan tepat waktu;dan tepat unsur hara dipercaya bisa
mengatasi beceknya buah. Pekebun harus rajin mencoba.
Diamond River dengan penanaman pada
bedengan yang ditinggikan, maka kelebihan air dapat dibuang. Maka
seiring bertambahnya umur buah, daging semakin kering dan biji semakin
mengecil. Diamond river cocok ditanam sebagai tabulampot atau tanaman
pekarangan karena tajuknya indah dan buah lebat.
Pingpong 1,5 – 2 tahun dari bibit mulai berbunga. Itu luar biasa, Daunnya besar seperti daun jeruk Bali.
Lengkeng Super
Karena dari biji, maka banyak varian
pingpong yang muncul. Mulai dari variasi ukuran, warna dan bentuk
buah;daun;dan percabangan. Ada tabulampot pingpong yang pendek, kompak
dan rimbun. Cabangnya banyak, walaupun daunnya tetap melengkung. buah
pingpong berpelat. Warna kulitnya putih kehijauan, bukan cokelat. Diduga
2 – 3 tahun lagi muncul lengkeng super dari indukan pingpong dengan
lokal.
itoh harapan saat ini. Itoh-lah yang paling pantas dikebunkan secara komersial. Buah kering, manis, tebal, dan renyah sudah pasti diminati konsumen. Walaupun bukan asli lengkeng dataran rendah bukan berarti tak dapat dibuahkan. Di Thailand pekebun menggunakan KClO3 merangsangnya berbuah.
itoh harapan saat ini. Itoh-lah yang paling pantas dikebunkan secara komersial. Buah kering, manis, tebal, dan renyah sudah pasti diminati konsumen. Walaupun bukan asli lengkeng dataran rendah bukan berarti tak dapat dibuahkan. Di Thailand pekebun menggunakan KClO3 merangsangnya berbuah.
itoh berumur 1, 5 tahun digelayuti buah
walau terlihat agak stres. Bila dibuahkan pada umur 2, 5 tahun dengan
percabangan kokoh, maka hasil 10 kg per pohon bukan impian di siang
bolong.
Perkembangan Bibit
Bibit lengkeng dalam waktu 1 1/2 – 2
tahun sudah dapat berbuah. Tanaman buah lengkeng ini bersifat tanaman
adaptif. Dapat tumbuh di tanah berpasir, lempung, liat, sampai yang
berbatu, dan mampu berbuah pada lahan berketinggian 0—400 meter di atas
permukaan laut (dpl). Jelas berbeda dengan lengkeng Temanggung atau Batu
yang hanya berbuah di dataran tinggi.
Pengembangan lengkeng dikerjakan dengan cara vegetatif, sambung pucuk, okulasi.
Sumber : http://sogolagro.wordpress.com
Pengembangan lengkeng dikerjakan dengan cara vegetatif, sambung pucuk, okulasi.
No comments:
Post a Comment