Nama Lokal : Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), ; Bembe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram); Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate); Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).
Klasifkasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Datura; Spesies: Datura metel
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Datura; Spesies: Datura metel
Spesies:
D. metel
Kecubung adalah tumbuhan penghasil bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun. Sebagai anggota suku Solanaceae, tumbuhan ini masih sekerabat dengan datura, tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang besar. Kecubung biasanya berbunga putih dan atau ungu, namun hibridanya
berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai
sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di seluruh belahan dunia karena khasiat yang dikandungnya dan juga untuk tanaman hias. Pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1753, tapi secara botani
masih belum tepat mengenai gambaran dan penjelasan tentang kecubung.
Wilayah asal yang menjadi sumber tanaman ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Bagian-bagian kecubung, tetapi terutama bijinya, mengandung alkaloid yang berefek halusinogen.
Kecubung mempunyai khasiat obat sekaligus bisa menjadi racun.
Kecubung bisa tumbuh liar di hutan namun bisa juga menjadi tanaman hias
di pekarangan. Kecubung juga bisa juga menjadi kontes menulis cerita
fiksi bersambung di BlogCamp dengan title Kecubung Tiga Warna.
Kecubung
merupakan tanaman berbunga layaknya terompet. Sedikitnya ada sembilan
jenis tanaman yang biasa disebut Kecubung diantaranya adalah Kecubung
Kasihan (Datura metel), Kecubung Kecil (Datura stramonium), dan Kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal sebagai Kecubung di Indonesia adalah Datura metel.
Kecubung di beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai Kecubung, Kacubung, Cubung (Jawa dan Sunda), Kacobhung, Cobhung (Madura), Bembe (Bima), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram), Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera, Ternate), Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa), Babotek (Timor). Di Sumatera juga dikenal sebagai Toru Mabo, Kucubu, atau Kecubueng. Sedangkan nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris adalah Angel’s Trumpet, Devil’s Trumpet, atau Metel. Dan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Datura metel.
Diskripsi dan Ciri Kecubung. Kecubung (Daura Metel) merupakan tumbuhan
perdu yang berbatang kayu dan tebal. Tumbuhan ini memiliki banyak
cabang yang mengembang ke kanan dan ke kiri. Tinggi tumbuhan Kecubung
umumnya kurang dari 2 meter. Daun Kecubung (Angel’s Trumpet)
berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya
berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bagian ujung daun
meruncing dengan pertulangan menyirip.
Bunga Kecubung menyerupai terompet dengan
warna putih atau lembayung. Namun pada Kecubung hias bisa mempunyai
warna bunga yang beraneka ragam. Mahkota bunga berwarna ungu. Panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga Kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam.
Buah Kecubung bulat dengan salah satu
ujungnya bertangkai pendek dan melekat kuat berukuran diameter 4-5 cm.
Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri sedangkan bagian
dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecoklatan. Buah Kecubung berwarna hijau. Biji Kecubung berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk gepeng.
Kecubung biasa hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di hutan
dan ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau ditanam sebagai
tumbuhan hias di pekarangan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji
ataupun stek.
Manfaat dan Racun Kecubung. Kecubung, terutama jenis Datura metel,
mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat,
zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kandungan ini membuat
Kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai
penyakit seperti asma, reumatik, sakit pinggang, pegel linu, bisul
maupun eksim, sakit gigi, ketombe, hingga nyeri haid. Bagian yang paling
sering dipakai sebagai obat herbal adalah daun kecubung.
Namun kecubung juga mengandung racun
berupa zat alkaloid yang mempunyai efek halusinogen terutama pada bagian
bijinya. Dalam beberapa kasus ditemukan penggunaan racun biji Kecubung
untuk melakukan bunuh diri.
Pantas saja jika Kecubung yang mempunyai bunga layaknya terompet ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Angel’s Trumpet sekaligus Devil’s Trumpet.
Karena khasiat yang dipunyainya bisa menjadikan Kecubung layaknya
‘Malaikat Penolong’ namun jika disalahgunakan, racun yang dipunyainya
bisa pula menjadi ‘Iblis Pembunuh’.
Sumber :
1. http://www.iptek.net.id
2. http://id.wikipedia.org
Sumber :
1. http://www.iptek.net.id
2. http://id.wikipedia.org
No comments:
Post a Comment