Tuesday, January 8, 2013

Sebelas jebakan kehidupan

Dua orang Cognitive therapist dari Amerika, berdasarkan pengalaman praktik terapinya berhasil mengidientifikasikan sebelas jebakan kehidupan yang sering mengganggu kehidupan seseorang. Kesebelas jebakan itu diantaranya:

 
  1. Abandonment
  2. Mistrust/Abused
  3. Emotional Deprivation
  4. Social Exclusion
  5. Dependence
  6. Vulnerability
  7. Defectiveness
  8. Failure
  9. Subjugation
  10. Unrelenting Standards
  11. Entitlement

Abandonment

Merupakan jebakan kehidupan yang disebabkan oleh kurangnya rasa aman didalam keluarga sewaktu kecil. Kehilngan orang yang dicintai, baik itu karena meninggal, pergi dari rumah, atau sering tidak ada dirumah adalah beberapa situasi yang menyebabkan seseorang merasa ditinggalkan atau dibuang. Seseorang dengan jebakan abandonment cenderung mempunyai kehidupan yang penuh dengan peristiwa dibuang karena orang tersebut merasa memang layak untuk ditinggal dan dibuang. Perasaan tidak aman dan tidak berharga selalu melingkupi seseorang dengan jebakan abandonment ini. Perilaku yang sering muncul saat dewasa adalah selalu mencari teman, selalu berusaha menunjukkan sikap baik pada orang lain meski orang lain itu telah bertindak buruk pada dirinya, dan yang paling tidak bagus adalah selalu memposisikan dirinya pada posisi dibuang, tidak penting, atau tidak berarti. Seseorang dengan jebakan abandonment parah justru bias semakin cinta ketika pasangan hidupnya melakukan petualangan cinta. Dia selalu memaafkan orang yang meninggalkan dirinya.

Mitrust and Abuse

Merupakan jebakan kehidupan yang juka berkaitan dengan rasa aman dalam berkeluarga. Terlalu seringnya dibohongi atau dilecehkan semasa kecil menyebabkan seseorang tumbuh dengan rasa curiga, was-was, dan ketakutan yang luar biasa. Dalam pikiran seseorang dengan jebakan kehidupan jenis ini, orang lain selalu tidak bisa dipercaya karena selalu ingin menyakiti, menipu, atau mengambil keuntungan dari dirinya. Selalu berasumsi buruk terhadap orang lain adalah cirri khas seseorang dengan jebakan kehidupan jenis ini.

Dependence

Adalah jebakan kehidupan yang menyebabkan seseorang selalu merasa harus tergantung pada orang lain. Mengambil keputusan dan bertindak mandiri adalah dua hal yang paling susah dia lakukan dalam hidupnya. Selalu meminta pertimbangan orang lain atau bahkan mengikuti saja apa yang orang lain putuskan atau pikirkan adalah ciri khas seseorang dengan jebakan tipe ini. Selalu ragu-ragu, bingung, dan panik kalau harus membuat keputusan adalah penampakan luar dari oang tersebut. Jebakan ini umumnya terjadi karena dimasa kecil orang tersebut selalu di bawah “ketiak” orang tua. Semua keputusan (bahkan untuk hal kecil seperti memilih warna baju) selalu harus atas persetujuan oarng tua atau orang yang lebih tua. Orang tua overprotective dan otoriter adalah penyebab utama jebakan kehidupan dependence ini.

Vulnerability

Atau rasa rapuh yang berlebihan akan menyebabkan seseorang merasa hidup di dunia yang penuh dengan masalah, ancaman, perang, bencana, dan penyakit. Seseorang dengan jebakan kehidupan semacam ini selalu ragu untuk keluar dari zona kenyamanannya. Keluar rumah atau pergi keluar kota bisa sangat menakutkan, karena dia merasa seolah-olah seluruh dunia akan menghancurkannya. Dia merasa seluruh pencopet akan mencopet uangnya atau seluruh penyakit akan menyerang badannya. Sedikit rasa sakit pada bagian tubuh tertentu bisa menyebabkan orang ini tidak tidur semalaman (atau bahkan berhari-hari) karena dia khawatir ini adalah tanda-tanda awal sebuah penyakit besar. Dia juga bahkan selalu was-was akan kondisi keuangannya, akan gempa bumi yang bisa muncul setiap detiknya, ataupun akan munculnya seseorang yang sangat jahat saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dunia adalah tempat yang penuh masalah, jebakan, dan tidak aman. Begitulah kira-kira keyakinan yang bersarang dalam diri seseorang dengan jebakan kehidupan vulnerability ini. Orang tua yang overprotective adalah penyebab utama jebakan kehidupan ini.

Emotional Deprivation

Adalah jebakan kehidupan yang diderita oleh orang-orang yang semasa kecilnya tidak mendapat kehangatan emosi dan cinta secara cukup. Orang tua yang dingin dan miskin cinta adalah penyebab utama munculnya jebakan emotional deprivation ini. Jebakan ini berkaitan erat dengan koneksi emosi dengan orang lain. Merasa tidak dipedulikan ataupun merasa tidak satupun orang mengerti perasaannya adalah hal-hal yang biasa ditemui pada seseorang dengan jebakan tipe ini. Karena kebiasaaan tidak dipedulikan, orang tersebut juga sering tidak mempedulikan orang lain, membangun hubungan dengan orang yang dingin dan cuek, atau sebaliknya berpetualang mencari “cinta” dan kehangatan. Seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, berganti-ganti teman dekat, dan bahkan berganti-ganti pekerjaan bisa diduga membawa jebakan kehidupan jenis ini dalam dirinya. Aku tidak penting, aku tidak layak untuk dicintai, dan aku tidak berharga adalah tiga keyakinan utama seseorang dengan jebakan tipe ini.

Social Exclusion

Adalah kondisi dimana seseorang selalu merasa asing atau justru mengasingkan dirinya didalam pergaulan sosialnya. Dia merasa tidak diterima oleh kelompoknya karena merasa ada yang aneh atau berbeda dalam dirinya. Hal aneh atau berbeda itu bisa dalam bentuk keanehan fisiknya, cara bicaranya, perilaku berpikirnya, ataupun “kasta”nya. Jebakan kehidupan jenis ini umumnya disebabkan oleh ejekan atau penilaian buruk oleh orang lain, ataupun perlakuan yang menyakitkan oleh orang tua atau orang disekelilingnya. Berbagai perlakuan tersebut menyebabkan seseorang mengasingkan dirinya, tertutup, dan enggan membangun hubungan dengan orang lain. Keyakinan yang sering berkembang dalam pikirannya adalah aku buruk, aku aneh, aku tidak selevel, atau aku berbeda.

Defectiveness

Muncul dalam bentuk harga diri yang rendah dan selalu merasa inferior disbanding orang lain. Serangan kritik yang bertubi-tubi saat masih kecil, perasaan tidak berharga, dan tidak dicintai adalah pangkal munculnya jebakan kehidupan defectiveness ini. Kesukaan untuk menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu apakah ada orang yang menghargai dirinya, dan selalu merasa aka nada penolakan dari orang lain, adalah cirri-ciri penampakan luar dari adanya jebakan tipe ini dalam diri seseorang. Aku tidak berharga, aku tidak layak dicintai, dan aku pantas ditolak adalah sebagian dari keyakinan seseorang dengan jebakan tipe ini.

Failure

Adalah jebakan kehidupan dimana seseorang selalu merasa salah dan gagal dalam setiap aspek kehidupannya. Rasa percaya diri yang rendah adalah penampakan luar dari seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini. Tidak mampu mendapatkan nilai terbaik, tidak mampu melakukan sesutau yang baru, atau ragu-ragu dalam melakukan tindakan, adalah hal-hal yang bisa kita amati pada orang dengan dengan jebakan failure ini. Bagi orang tersebut, semua yang akan dilakukan atau bahkan telah dilakukan selalu merupakan sekumpulan kegagalan. Dan tidak bisa menghargai keberhasilan karena memang sejak sejak kecil selalu di cemooh, dianggap bodoh, dianggap tidak mampu, tidak terampil, ataupun malas. Saat dewasa, seseorang dengan jebakan ini selalu melebih-lebihkan kegagalannya dan malah bertidak aneh dengan melakukan upaya (meski sering tidak disadarinya) supaya apa yang dilakukannya itu gagal. Aku tidak mampu, aku selalu salah, aku adalah korban keadaan, aku tidak punya bakat, otakku tumpul, dan aku tidak bisa belajar, adalah sebagian keyakinan yang dimiliki seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini.

Subjugation

Adalah jebakan yang menyebabkan seseorang selalu patuh dan menyenangkan orang lain. Jebakan yang disebabkan pengalaman masa kecil yang terlalu ditekan orang tua ini sangan melemahkan. Perasaan bersalah kalau mendahulukan kepentingan diri sendiri, membiarkan orang lain mengontrol kehidupannya, takut akan dihukum atau ditinggalkan jika tidak patuh, adalah penampakan luar dari seseorang dengan jebakan kehidupan tipe ini. Akibat jebakan ini, seseorang akan cenderung membina kehidupan (entah menikah atau bekerja) dengan orang yang suka mengontrol atau otoriter, dan selalu patuh pada apapun yang diperintah oleh orang tersebut. Bagi orang tersebut melawan atau berbeda pendapat adalah tabu dan tidak layak. Keyakinan utama yang ada pada orang dengan jebakan subjugation adalah orang lain lebih tau daripada aku, orang lain lebih benar, aku hanya terima kalau orang lain memandangku baik, perasaanku tidak penting, buahpikiranku tidak penting, pengorbanan adalah mulia, memikirkan diri sendiri adalah jahat dan buruk.

Unrelenting Standards

Sering menimpa orang yang sewaktu kecilnya terlalu ditekan untuk menjadi yang terbaik dan menjadi nomor satu dengan mengorbankan kebahagiaan dan kesenangan sebagai anak-anak. Orang tua yang memberikan standar tinggi (biasanya adalah standar dirinya) kepada anaknya menuntut anaknya untuk selalu memenuhi standar tersebut adalah penyebab munculnya jebakan tipe ini. Orang ini cenderung menekan dirinya secara berlebihan demi karir, uang, nama baik, kecantikan, dan keteraturan dengan mengorban kan kesehatan, kebahagiaan, kesenangan dan hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya. Dalam kamus kehidupan orang ini gagal adalah aib, dan hanya ketika menjadi yang paling baik dia bisa merasa diterima dan diakui. Yang menarik, orang tersebut tidak pernah merasa mencapai apa yang dikerjakannya. Didalam dirinya seakan-akan hanya ada satu petunjuk kehidupan : “Hidup adalah perjuangan, tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan.” Dengan jebakan ini seseorang akan menjadi overachiever. Hidupnya akan terasa hampa karena “diatas sana ternyata sepi dan tidak ada siapa-siapa”.

Entitlement

Adalah jebakan kehidupan yang membuat seseorang merasa selalu berhak atas apapun yang dia inginkan. Dia selalu menginginkannya dengan cepat tanpa memedulikan situsasi dan kondisi di sekitarnya. Orang ini merasa berada diatas orang lain: bertutur kata, bertindak, dan menginginkan sesuatu dengan spontan tanpa peduli pada pendapat, pertimbangan, dan perasaan orang lain. Orang ini merasa dialah kaisar dari kehidupan ini dan merasa berhak untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Kemarahan yang meledak-ledak dan perilaku kasar pada orang lain sering ditunjukkan sebagai upaya untuk menunjukkan kekesalan karena apa yang dia inginkan tidak segera dipenuhi. Jebakan in berpangkal pada sikap orang tua (atau orang-orang dekat) yang terlalu memanjakkan. Seorang dengan jebakan entitlement mempunyai masalah besar dengan disiplin diri, aturan main social, dan perasaan serta pemikiran orang lain. Keyakinan yang umumnya berada dalam dirinya adalah : Aku berhak atas apapun yang aku mau, aku adalah orang yang khusus, orang lain harus patuh padaku, aku tau apa yang aku inginkan, orang lain tidak bisa dipercaya, aku harus dimengerti, aku merasa diterima saat orang lain patuh padaku, dan aku hanya berharga saat orang tunduk pada kemauanku.

Sumber : http://ulfiarahmi.wordpress.com

No comments:

Post a Comment