Monday, October 29, 2012

Budidaya kayu Cendana

 

Klasifikasi

Menurut Adrianti (1989), tanaman cendana dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Division : Spermatophyte (Magnolyophyta), Subdivision : Angiospermae (Magnolyophytina), Klasis : Dycotiledoneae, Sub klasis : Rosidae, Ordo : Santales, Familia : Santaleceae, Genus : Santalum, Sepsis : Santalum album.

Sebelum dikenal dengan nama Santalum album L., cendana mempunyai beberapa nama ilmiah yaitu Sirium mytrifolium L. (1771), Santalum ovatum R. Br. (1810) dan Santalum mytrifolium (L.) Roxb. (1814). Cendana dikenal juga dengan beberapa nama lokal seperti: East Indian Sandalwood, White Sandalwood, Yelow Sandalwood (inggris), Bois Santal (Perancis), cendana (Indonesia secara umum), ainitu (sumba), haumeni (timor), kayu ata (flores), chendana (Malaysia), san-ta-ku (Burma), dan chan-tana (Thailand).

Morfologi

  1. Batang. Batang cendana berbentuk bulat dengan kulit batang yang kasar berwarna cokelat keabu-abuan sampai kelabu dan memiliki percabangan banyak yang tidak berbanir. Tangkai-tangkai primer berkedudukan tidak teratur. Sebagian besar bentuknya bengkok dan banyak cabang. Ukuran pohon cendana relative kecil tetapi dapat mencapai ketinggian 18 m dengan diameter batang dapat mencapai 40 cm.
  2. Daun. Daun cendana berbentuk elips sampai lanset. Kedudukan daun berhadap-hadapan dan ujung daun runcing. Berdasarkan ukuran daunnya tanaman cendana terdiri dari 2 jenis yaitu jenis cendana daun besar (Santalum album varietas Largifolia) dan jenis candana daun kecil (Santalum album varietas album).
  3. Buah. Tanaman cendana mulai berbuah pada umur 3 – 4 tahun. Bunganya berbentuk jambul yang muncul dari ujung ranting dan ketiak daun. Warna bunga cokelat keungu-unguan, dan tidak berbau. Buah berbentuk bulat dan buah yang telah matang kulit buahnya berwarna hitam keungu-unguan sedangkan buah yang masih muda berwarna hijau. Buah cendana berdiaeter 5 – 8 mm dengan berat sekitar 0,17 g. musim berbunga atau berbuah untuk tanaman cendana berbeda-beda, namun pada umumnya berbunga pada bulan juni sampai September, dan buah masak pada bulan februari dan maret.
  4. Batang. Inti kayu (empulur) cendana keras, serat-seratnya rapat, berwarna cokelat kekuning-kuningan. Gubalnya berarna putih dan tidak berbau. Pembentukan kayu teras dimulai pada umur 4 – 6 tahun. Tetapi yang sempurna adalah setelah berumur 30 – 80 tahun. Teras kayu cendana ada yang berwarna gelap dan ada pula yang berwarna terang. Teras cendana yang berwarna terang mengandung minyak lebih banyak dari pada yang berwarna gelap. Pertumbuhan keliling (lingkar) batangnya agak lambat yaitu sekitar 1 cm per tahun dan pembentukan teras mencapai 1 – 2 kg per tahun.
  5. Akar. Setiap perakarannya sangat dangkal dan mendatar serta menyebar sangat luas mencapai 30 – 40 m. sistim perakaran ini terdiri atas akar tunggang dan akar samping yang bercabang-cabang halus dan jika dilukai maka akan tumbh tunas-tunas. Menurut pengamatan Wawo (2002), cendana yang berasal dari biji umumnya memiliki akar pancang yang tumbuh secara vertikal, sedangkan yang tumbuh dari tunas tidak memiliki akar pancang.

Pengadaan bibit

Dalam pengadaan bibit tanaman cenddana di gunakan dua cara yaitu secara generatif dan secara vegetatif: Pengadaan bibit dengan cara generatif adalah dengan pengecabahan benih atau biji cendana, untuk memperoleh bibit generatif yang baik,maka perlu di perhatikan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut:

Syarat tumbuh

Tanah

Bentuk pohon cendana berbeda-beda menurut kondisi tempat tumbuhnya.jika tumbuh pada tempat terbuka (terkena sinar matahari sepanjang hari) atau bernaungan ringan,maka tajuk pohonnya jarang atau tidak rapat dan tingginya hanya mencapai maksimum 12 m.pada musim kemarau daunnya jarang atau hampir tidak ada daunnya,dengan warna daunnya hijau mudah hingga sampai kuning.namun jika tumbuh pada naungan pohon lain yang berat,maka ketinggian pohon dapat mencapai 15-18 m dengan keliling sekitar 2.4 m.daunnya besar dan lebih tebal dengan warna hijau lebih tua dari pada pohon yang tumbuh di tempat terbuka, Cendana dapat tumbuh di daerah-daerah yang ketinggiannya 50-1200 m di atas permukaan laut.namun demikian,pada umumnya tanaman cendana lebih banyak di temukan pada ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut.

Tanaman cendana dapat tumbuh lebih baik pada tanah yang berhumus, tanah vulkanis yang gembur dan berbatu dari pada tanah yang miskin hara (Sunanto, 1995) di pulau Timor cendana dapat tumbuh pada tanah dangkal, berbatu, tekstur tanah lempung, pH tanah netral sampai alkali, kadar nitrogen tinggi, warna tanah merah sampai coklat, tetapi tidak dapat tumbuh pada tanah rawa dan vertisol (Sinaga dan Surata, 1997). Dari hasil penelitian di lakukan di NTT yang merupakan sentral tanaman cendana di indonesia ini menunjukan bahwa tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik jika di tanam bersama dalam satu lubang tanam dengan tanaman accacia villosa.dengan jarak tanam 6 x 6 meter. Dan di antara pohon turi dengan jarak tanam rapat 2 x 2 meter.

Iklim

Tanaman cendana dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim yang kering, pada daerah dengan curah hujan rata-rata antara 625 – 1625 mm/thn. Tipe iklim yang cocok untuk pertumbuhan cendana menurut Schmidth dan Ferguson dalam Sunanto (1995) adalah tipe iklim D dan E yaitu pada kondisi iklim sedang dan agak kering dengan rata-rata temperature berkisar antara 10­o C – 35oC.

Ditulis dari berbagai sumber : website,

No comments:

Post a Comment