Tuesday, October 30, 2012

Kesan kayu jabon

Kesan saya terhadap kayu Jabon berawal ketika saya  dan pengurus Pembinaan Bintal Islam pada tanggal 18 Agustus 2012, membagikan zakat mal pegawai lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung. Ketika kami mengunjung rumah panti asuhan di kelurahan Tanjung Senang, saya melihat beberapa pohon Jabon ditanam didekat rumah panti asuhan tersebut. Saat saya melihat pohon-pohon Jabon yang ditanam teratur, tumbuh dengan subur batangnya sudah mencapai ketinggian 5 meter, saya sangat senang melihatnya dan saya teringat seperti pernah melihat pohon-pohon ini namun saya tidak tau namanya.

Pada tanggal 17 Oktober 2012, saya pergi mencari kambing ke desa Karang Anyar, kecamatan Jati Agung, kabupaten Lampung Selatan tanpa sengaja saya melihat dipinggir jalan pada lahan milik warga setempat ditanam pohon-pohon Jabon yang ketinggiannya sudah mencapai 6 meter. Kembali saya teringat akan pohon-pohon ini namun, saya belum tau namanya.

Pada tanggal 21 Oktober 2012, saya pergi ke resepsi pernikahan saudara di perumahan Rupi indah di desa Rupi, kecamatan Suka Bumi, kabupaten Lampung Selatan, ketika saya melintas didekat kampus Institut Agama Islam Negeri Bandar Lampung, kembali saya melihat bibit-bibit pohon Jabon. Saya dibuat terpukau dan ada rasa keinginan tau saya semakin apakah nama kayu ini dan mengapa saat ini banyak yang menanamnya?

Pertama kali saya melihat pohon Jabon pada tahun 1971, ketika keluarga saya membuka lahan perkebunan kopi di pedukuhan Sekampung Kuning, desa Datar Lebuai, kecamatan Air Naningan, kabupaten Tanggamus, provinsi Lampung. Lahan yang dijadikan kebun Kopi oleh ayahanda saya adalah Rimba belantara dan didekat Rimba belantara tersebut ada belukar bekas lahan ladang padi yang sudah berumur 4 tahun. Pada belukar bekas ladang padi tersebut terdapat beberapa pohon-pohon yang tumbuh subur seperti : pohon Nelong, pohon Terap, pohon Pisang hutan dan ad beberapa pohon yang tumbuh lurus, daunnya lebar-lebar ayahanda sayapun tidak tau namanya. Sampai keluarga saya meninggalkan lahan kebun Kopi tersebut pada tahun 1998, nama pohon tersebut belum tau namanya.

Setelah saya mencari informasi kedunia maya pada tanggal 28 Oktober 2012, akhirnya saya menemukan nama kayu yang pernah tumbuh dibelukar milik keluarga kami yaitu pohon Jabon alias Jati Bongsor. Pohon Jabon yang tumbuh dibelukar penulis sudah mencapai ketinggian 15 meter. Namun sayang, semuanya ini hanya tinggal kenangannya saja. Lahan kebun Kopi keluarga kami, telah dijadikan lahan peremajaan hutan sejak tahun 1998.

Kesan pohon Jabon, saya suka dengan pohon ini dikarenakan kayu lurus.



No comments:

Post a Comment