Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar 70 spesies dari marga ini menghasilkan kayu meranti merah.
Sifat-sifat kayu
Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan BJnya,
kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih
ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang
tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu.
Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan
dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas
III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga
tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan
dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan
menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot.
Kegunaan
Meranti merah merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malesia.
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk
dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumahtangga,
mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat
biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau,
kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta
untuk membuat perahu.
Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.
Di samping menghasilkan kayu, hampir semua meranti merah menghasilkan damar, yakni sejenis resin
yang keluar dari batang atau pepagan yang dilukai. Damar keluar dalam
bentuk cairan kental berwarna kelabu, yang pada akhirnya akan mengeras
dalam warna kekuningan, kemerahan atau kecoklatan, atau lebih gelap lagi.
Beberapa jenis meranti merah menghasilkan buah yang mengandung lemak serupa kacang, yang dikenal sebagai tengkawang.
Pada musim-musim tertentu setiap beberapa tahun sekali, buah-buah
tengkawang ini dihasilkan dalam jumlah yang berlimpah-ruah; musim mana
dikenal sebagai musim raya buah-buahan di hutan hujan tropika. Di musim raya seperti itu, masyarakat Dayak di pedalaman Pulau Kalimantan sibuk memanen tengkawang yang berharga tinggi.
Sumber : wikipedia.id.org dam sumber lainnya
No comments:
Post a Comment