Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae).
Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut
beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas (Colocasia). Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Penciri yang paling khas dari keladi adalah bentuk daunnya yang
seperti simbol hati/jantung. Daunnya biasanya licin dan mengandung
lapisan lilin. Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m. Beberapa
jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.
Tua tua Keladi, makin tua makin menjadi. Itu kata pepatah. Tapi memang begitulah adanya, semakin tua Keladi akan semakin menjadi, gatalnya! Keladi memiliki nama latin Caladium bicolor. Tanaman dengan tinggi antara 25-50 cm ini daun dan bunganya mengandung saponin, rimpangnya mengandung flavonoida. Di samping itu bunga dan rimpangnya mengandung polifenol.
Umbi keladi berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada jari tangan. Caranya cukup dengan menumbuk halus ±15 gram umbi keladi yang telah dicuci bersih, lalu tempelkan pada jari yang sakit. Jika sudah mengering segera diganti yang baru.
Umbi keladi berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada jari tangan. Caranya cukup dengan menumbuk halus ±15 gram umbi keladi yang telah dicuci bersih, lalu tempelkan pada jari yang sakit. Jika sudah mengering segera diganti yang baru.
Ragam keladi
Terdapat tujuh jenis Caladium, semuanya dari hutan Brazil hingga Amerika Tengah. Pada musim kering biasanya dorman (kehilangan daun) dan tumbuh kembali bila ketersediaan air mencukupi.
- Caladium bicolor
- Caladium humboldtii
- Caladium lindenii
- Caladium paradoxum
- Caladium schomburgkii
- Caladium ternatum
Kegunaan dan bahaya
Semua bagian keladi beracun dan tidak boleh dikonsumsi.
Walaupun demikian, penggunaannya sebagai tanaman hias cukup luas.
Tumbuhan ini sudah ditangkarkan dan dimuliakan sejak akhir abad ke-18 di
Eropa. Terutama C. bicolor
telah mengalami banyak perubahan sifat menjadi berdaun warna-warni.
Terdapat pula kultivar yang katai. Paling tidak terdapat 120 kultivar C. bicolor. Terdapat pula persilangan antarspesies dengan C. burgkii untuk mendapatkan helai daun yang bergelombang.
Keladi dapat memunculkan anakan dan dari sini dapat dikembangkan tumbuhan baru. Ia juga dapat tumbuh dari kormus yang terdapat di tanah.
No comments:
Post a Comment