Labu Air memiliki beberapa sinonim yaitu Lagenaria leucantha, R, Cucurbita lagenaria, L, Lagenaria vulgaris, S. Pada beberapa daerah labu air memiliki nama-nama yang khas seperti frangi (melayu), tabu (sumatera utara),kukuk (sunda), Waluh kenti (jawa), labu lente (madura), dan sambiki (manado).
Labu air atau labu sayur (Lagenaria siceraria) adalah sejenis labu yang buah mudanya dapat disayur dan buah tuanya dijadikan wadah air, tabung, kantung hias, ataupun koteka. Labu air masih berkerabat dekat dengan beligo dan rasanya pun bermiripan. Bentuk buahnya bervariasi, mulai dari membulat hingga lonjong memanjang. Tumbuhan ini diketahui sebagai salah satu tanaman budidaya tertua, namun ditanam bukan untuk bahan pangan melainkan untuk dijadikan alat rumah tangga.
Karena bentuknya, peralatan laboratorium yang berbentuk menyerupai buah labu air juga dinamakan labu, seperti labu ukur dan labu Erlenmeyer. Labu air merupakan tanaman herbal yang telah lama dikenal, sehingga dikatakan bahwa labu air ini merupakan salah satu tanaman tertua yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Pemanfaatannya sering dibuat sebagai tambahan pada pembuatan saus tomat, dibuat sayur labu air, dan juga dibuat manisan kering.
Morfologi Labu Air
Labu air merupakan tanaman herba semusim yang tumbuh menjalar, memiliki batang yang berbentuk persegi, dengan alat pembelit. Daunnya tunggal bertangkai silindris, permukaan kasar dan berwarna hijau. Bunga berumah satu diketiak daun, berwarna kuning kehijauan, memiliki 5 mahkota, 5 benang sari, dan 3 putik. Buah bulat memanjang dan berwarna hijau kekuningan, dengan kulit yang bertekstur keras.Biji buah banyak, pipih, lonjong, dan berwarna putih dan berakar tunggang.
Secara sistematika taksonomi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)
Famili : Cucurbitaceae (labu-labuan)
Genus : Lagenaria
Spesies : Lagenaria Siceraria
Labu merupakan tumbuhan yang relatif mudah ditanam karena mampu beradaptasi terhadap lingkungan baik pada dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas. Selain itu tumbuhan ini juga mampu beradaptasi pada kurangnya air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musin hujan. Tumbuhan ini dibudidayakan dengan biji . Kebutuhan biji yaitu 4-5 biji/ha, dengan pencangkulan 2 kali sehari supaya gembur dan diberi pupuk kandang. Dengan masa panen yang tergolong cepat yaitu 70-90 hari tergantung pada tingkat perkembangan buah yang diinginkan. Pada saat panen buah labu air harus dipotong tangkainya dengan pisau tetapi jangan sampai jatuh. Pada pemotongan, sisakan tangkai buah sekitar 5 cm, jadi tidak dipotong utuh.
Manfaat dan Kandungan Gizi
Buah labu banyak disukai masyarakat karena manfaat yang dikandungnya. Selain mengandung mineral, air, kalsium. zat besi, dan vitamin C, juga mengandung saponi dan polifenol. Umumnya dalam 100 gr labu mengandung 34 kal ,1,1 protein, 0,3 lemak, 0,8 mineral, dan 45 mg kalsium. Pada daun dan buahnya mengandung senyawa saponin dan polifenol. Belum banyak penelitian tentang labu air, namun diyakini labu air memiliki khasiat dapat menurukan panas tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian Hermanto dalam "Pengaruh Infus buah Benincasa hispida, Corn, dengan Infus buah Lagenaria leucantha, Rusby terhadap suhu Tubuh Tikus Putih" didapatkan hasil bahwa kedua buah memberikan efek yang sama dalam menurunkan demam.
Pakar pengobatan alternatif Prof. Dr. Hembing juga mengungkapkan bahwa labu memiliki khasiat untuk mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan panas, diabetes, dan memperlancar proses pencernaan.
Polifenol dan saponin merupakan salah satu fito kimia yang mempunyai efek biologi menghambat pertumbuhan kanker, antioksidan, menghambat pertumbuhan mikrobia, menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar darah, bersifat antibiotik dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Sumber : wikipedia.id.org dan website lainnya
No comments:
Post a Comment