Saturday, October 13, 2012

Simpur

 

Nama umum : Indonesia: Simpur air, dilenia. Nama setempat di Kalimantan : Buan, Dungin,  meringis Ayer, Simpoh, SiMPore, SiMPore bini, SiMPore marimba, Tambakau. Inggris: Shrubby dillenia, Shrubby simpohlenia, Shrubby simpoh Melayu:  Simpoh air, Simpor bini Thailand:  San yawaJepang:  Kibana modoki
 
Simpuh begitu orang Lubai menyebutnya. Simpur, sempur, atau sempu adalah nama umum bagi tetumbuhan anggota marga Dillenia, suku Dilleniaceae. Seluruhnya tercatat sekitar 60 spesies tumbuhan berupa pohon, perdu atau semak, yang menyebar luas mulai dari Madagaskar dan Kepulauan Seychelles di barat, ke utara hingga Himalaya dan Cina selatan, melintasi Asia Tenggara dan Australasia, hingga ke Fiji di timur.
Marga ini diberi nama mengikuti nama botaniwan bangsa Jerman, Johann Jacob Dillenius (1687—2 April 1747). Nama-namanya di negara lain, di antaranya: simpor (Brunei, Sabah); zinbyum, mai-masan (Burma); san, masan (Thailand); san (Kamboja); katmon (Filipina)[4].

 

Pengenalan

Semak, perdu, hingga pohon yang cukup besar; tinggi hingga 40(-50) m dan gemang hingga 125(-200) cm. Acap dengan banir sempit. Pepagan halus permukaannya, sedikit retak-retak, mengelupas dalam kepingan atau seperti kertas, seringkali cokelat kemerahan atau kadang-kadang cokelat keabuan; pepagan dalam tebal, mendesis bila dipotong dan mengeluarkan getah seperti air, merah agak jambon atau kecokelatan.

Daun-daun terletak dalam spiral; tunggal; bertepi rata, menggelombang, atau bergigi; bertulang daun menonjol; tangkai daun sering bersayap; daun penumpu tak ada. Bunga-bunga dalam malai terminal atau di ketiak, atau soliter; sering berukuran besar dan menyolok; berbilangan (4-)5(-6); kelopak saling terpisah, berdaging, menetap hingga menjadi buah; mahkota terpisah namun adakalanya gugur dalam keseluruhan, putih atau kuning, kadang-kadang tak ada; benang sari banyak. Buah terdiri atas banyak bumbung, terlindung oleh daun-daun kelopak yang membesar (pseudocarp), tetap menutup atau membuka dalam bentuk bintang.

 

Manfaat

Kayu

Banyak jenis sempur yang menghasilkan kayu pertukangan yang baik. Dalam perdagangan internasional kayunya dikenal dengan nama simpoh, sedangkan menurut daftar kayu komersial di Indonesia tercatat sebagai simpur. Kayu simpoh tergolong kayu menengah hingga berat, dengan kerapatan kayu (pada kadar air 15%) antara 560 – 930 kg/m3.

Terasnya berwarna cokelat merah hingga cokelat kemerahan gelap, terkadang dengan kilau keunguan; biasanya tidak terbedakan dari kayu gubalnya yang sedikit lebih pucat. Serat-seratnya lurus atau berpadu; teksturnya kasar dan merata. Derajat penyusutannya cukup tinggi hingga tinggi; penelitian di Malaysia mendapatkan angka penyusutan, dari keadaan segar hingga kadar air 15% dan hingga kering tanur, berturut-turut, 2,2% dan 4,1-5,2% di arah radial serta 3,9% dan 8,8-9,6% di arah tangensial. Kayu simpoh agak sukar dikeringkan karena mudah melenting, melintir, melengkung, serta pecah-pecah di ujung dan di permukaan kayu apabila pengeringannya dilakukan secara kurang hati-hati.

Kayu simpoh cocok digunakan untuk konstruksi, tiang-tiang, pintu-jendela serta kusennya, panil-panil dekoratif, lantai, furnitur, rangka dan lantai perahu, venir serta kayu lapis. Meskipun keawetan kayu ini tergolong rendah hingga sedang, kayu simpoh mudah diawetkan dengan kreosot atau bahan pengawet lain. Simpoh rentan terhadap serangan rayap kayu-kering dan jamur perusak kayu. Kayu beberapa jenis sempur juga baik untuk dijadikan arang.

Hasil lain

Dillenia indica dari Taman Huntington, Los Angeles
 
Pepagan jenis-jenis sempur tertentu menghasilkan bahan pewarna merah dan bahan obat tradisiona. Pepagan D. aurea Smith, diproses dengan beberapa tambahan bahan lain, pernah dianjurkan untuk mengatasi seriawan, seriawan usus, dan peradangan pada gusi.
Buah dari beberapa jenis dapat dimakan, baik dalam keadaan segar ataupun setelah diproses, dijadikan asinan atau dimasukkan dalam masakan. Buah jenis sempur tertentu juga dipakai dalam keramas, untuk membasmi kutu kepala, atau untuk mencuci pakaian.
Spesies-spesies tertentu seperti D. indica, D. obovata, D. ovata dan D. suffruticosa biasa digunakan sebagai tanaman hias di taman-taman dan tepi jalan.

No comments:

Post a Comment