Di Lubai asam kandis disebut asam kandes. Batangnye biasenye banyak tumboh diparak batang ahi Lubai. Keluarge penulis duluni ade batang kandis tumboh dilebak Lubai parak batang ahi pegang, tinggi batangnye 20 meter dan besak batang 30 centi meter. Tahun 1970 bak duluni ngambek buahnye banyak dek ketanggungan. Kalu buahnye masak hase asam-asam manis. Buah kandes kalu nak tahan lame penyimpanannye, carenye dijemuh disinar mate ahi.
Nama : Asam Kandis, Sinonimnya : G. tinctoria, Xanthochymus pictorius.
Keterangan :
Asam
kandis (Garcinia xanthochymus) adalah pohon hijau abadi berukuran
maksimum 15m yang berasal dari India. Ia masih sekerabat dengan manggis
serta asam gelugur.
Tajuknya berbentuk seperti piramid, dengan batang utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis. Daunnya lanset memanjang, sempit, panjang 12-24cm. Buahnya agak membulat, meruncing, dengan diameter mencampai 9cm, berwarna jingga pucat atau kuning pekat. Tumbuhan ini menyukai naungan dan suasana lembab. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang (minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun.
Kegunaan :
Tajuknya berbentuk seperti piramid, dengan batang utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis. Daunnya lanset memanjang, sempit, panjang 12-24cm. Buahnya agak membulat, meruncing, dengan diameter mencampai 9cm, berwarna jingga pucat atau kuning pekat. Tumbuhan ini menyukai naungan dan suasana lembab. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang (minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun.
Kegunaan :
Asam
kandis dimanfaatkan buahnya. Rasanya masam dan dijadikan bumbu dapur,
selai, campuran kari, serta dibuat acar. Asam kandis banyak dipakai
dalam masakan dari Sumatera. Asam kandis serta asam gelugur dapat
diganti dengan kokum, bumbu yang dihasilkan dari tumbuhan sekerabat (G.
indica). Pemanfaatan lain adalah sebagai sumber bahan pewarna. sam
Kandis adalah salah satu bahan yang seringkali ditambahkan pada masakan
Sumatra, seperti rendang, sate padang, kari dsb.
Di
Jorong Salibutan Nagari Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Provinsi
Sumatera Barat, bahwa semenjak dahulu kaum ibu terbiasa menyimpan sampai
jumlah beberapa puluh kilogram buah asam kandis yang sudah dikeringkan.
Sambari ke sawah atau ladang ibu-ibu tersebut memungut dan mengumpulkan
buah asam kandis yang sudah masak dan jatuh dari batangnya. Kemudian
dijemur hingga kering dan disimpan. Tujuannya adalah sebagai “tabungan”
untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak. Buah Asam Kandis yang
sudah dikeringkan tahan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama
tanpa berkurang kualitasnya dan sewaktu-waktu bisa dijual. Buah yang
merupakan salah satu resep rahasia cita rasa masakan Minang, yang
dikumpulkan oleh kaum ibu itu, berasal dari pohon-pohon asam kandis yang
memang merupakan tanaman endemic dan banyak tumbuh secara alami
disekitar Jorong Salibutan.
Selain itu, kayu dari batang pohon asam kandis juga dapat dimanfaatkan, baik untuk material bangunan ataupun keperluan lainnya. Selain karena batangnya lurus, kayunya juga keras dan berkualitas baik. Kualitas kayunya akan semakin baik apabila diberi perlakuan tertentu terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Disekitar lokasi kegiatan memang banyak terlihat masyarakat memanfaatkan kayu yang berasal dari pohon asam kandis untuk membangun rumah atau untuk keperluan lain yang membutuhkan kayu.
Hanya dengan memanfaatkan pohon asam kandis yang berasal dari pohon yang tumbuh alami saja, masyarakat setempat telah merasakan manfaatnya dalam membantu perekonomian mereka. Namun, karena selama ini tidak pernah dibudidayakan, sementara pemanfaatannya terus berlangsung (baik buah maupun kayunya), maka keberadaan asam kandis mulai terasa berkurang, kalau tidak bisa dikatakan mulai langka.
Selain itu, kayu dari batang pohon asam kandis juga dapat dimanfaatkan, baik untuk material bangunan ataupun keperluan lainnya. Selain karena batangnya lurus, kayunya juga keras dan berkualitas baik. Kualitas kayunya akan semakin baik apabila diberi perlakuan tertentu terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Disekitar lokasi kegiatan memang banyak terlihat masyarakat memanfaatkan kayu yang berasal dari pohon asam kandis untuk membangun rumah atau untuk keperluan lain yang membutuhkan kayu.
Hanya dengan memanfaatkan pohon asam kandis yang berasal dari pohon yang tumbuh alami saja, masyarakat setempat telah merasakan manfaatnya dalam membantu perekonomian mereka. Namun, karena selama ini tidak pernah dibudidayakan, sementara pemanfaatannya terus berlangsung (baik buah maupun kayunya), maka keberadaan asam kandis mulai terasa berkurang, kalau tidak bisa dikatakan mulai langka.
Sumber : id.wikipedia
No comments:
Post a Comment