Nama umum : Indonesia: Simpur air, dilenia. Nama setempat di Kalimantan : Buan, Dungin, meringis Ayer, Simpoh, SiMPore, SiMPore bini, SiMPore marimba, Tambakau. Inggris: Shrubby dillenia, Shrubby simpohlenia, Shrubby simpoh Melayu: Simpoh air, Simpor bini Thailand: San yawaJepang: Kibana modoki
Simpuh begitu orang Lubai menyebutnya. Simpur, sempur, atau sempu adalah nama umum bagi tetumbuhan anggota marga Dillenia, suku Dilleniaceae. Seluruhnya tercatat sekitar 60 spesies tumbuhan berupa pohon, perdu atau semak, yang menyebar luas mulai dari Madagaskar dan Kepulauan Seychelles di barat, ke utara hingga Himalaya dan Cina selatan, melintasi Asia Tenggara dan Australasia, hingga ke Fiji di timur.
Marga ini diberi nama mengikuti nama botaniwan bangsa Jerman, Johann Jacob Dillenius (1687—2 April 1747). Nama-namanya di negara lain, di antaranya: simpor (Brunei, Sabah); zinbyum, mai-masan (Burma); san, masan (Thailand); san (Kamboja); katmon (Filipina)[4].
Pengenalan
Semak, perdu, hingga pohon yang cukup besar; tinggi hingga 40(-50) m dan gemang hingga 125(-200) cm. Acap dengan banir
sempit. Pepagan halus permukaannya, sedikit retak-retak, mengelupas
dalam kepingan atau seperti kertas, seringkali cokelat kemerahan atau
kadang-kadang cokelat keabuan; pepagan dalam tebal, mendesis bila
dipotong dan mengeluarkan getah seperti air, merah agak jambon atau
kecokelatan.
Daun-daun
terletak dalam spiral; tunggal; bertepi rata, menggelombang, atau
bergigi; bertulang daun menonjol; tangkai daun sering bersayap; daun penumpu tak ada. Bunga-bunga dalam malai
terminal atau di ketiak, atau soliter; sering berukuran besar dan
menyolok; berbilangan (4-)5(-6); kelopak saling terpisah, berdaging,
menetap hingga menjadi buah; mahkota terpisah namun adakalanya gugur
dalam keseluruhan, putih atau kuning, kadang-kadang tak ada; benang sari
banyak. Buah terdiri atas banyak bumbung, terlindung oleh daun-daun kelopak yang membesar (pseudocarp), tetap menutup atau membuka dalam bentuk bintang.
Manfaat
Kayu
Banyak jenis sempur yang menghasilkan kayu pertukangan yang baik. Dalam perdagangan internasional kayunya dikenal dengan nama simpoh, sedangkan menurut daftar kayu komersial di Indonesia tercatat sebagai simpur. Kayu simpoh tergolong kayu menengah hingga berat, dengan kerapatan kayu (pada kadar air 15%) antara 560 – 930 kg/m3.
Terasnya berwarna cokelat merah hingga cokelat kemerahan gelap, terkadang dengan kilau keunguan; biasanya tidak terbedakan dari kayu gubalnya
yang sedikit lebih pucat. Serat-seratnya lurus atau berpadu; teksturnya
kasar dan merata. Derajat penyusutannya cukup tinggi hingga tinggi;
penelitian di Malaysia
mendapatkan angka penyusutan, dari keadaan segar hingga kadar air 15%
dan hingga kering tanur, berturut-turut, 2,2% dan 4,1-5,2% di arah
radial serta 3,9% dan 8,8-9,6% di arah tangensial. Kayu simpoh agak
sukar dikeringkan karena mudah melenting, melintir, melengkung, serta
pecah-pecah di ujung dan di permukaan kayu apabila pengeringannya
dilakukan secara kurang hati-hati.
Kayu simpoh cocok digunakan untuk konstruksi, tiang-tiang, pintu-jendela serta kusennya, panil-panil dekoratif, lantai, furnitur, rangka dan lantai perahu, venir serta kayu lapis. Meskipun keawetan kayu ini tergolong rendah hingga sedang, kayu simpoh mudah diawetkan dengan kreosot atau bahan pengawet lain. Simpoh rentan terhadap serangan rayap kayu-kering dan jamur perusak kayu. Kayu beberapa jenis sempur juga baik untuk dijadikan arang.
Hasil lain
Pepagan jenis-jenis sempur tertentu menghasilkan bahan pewarna merah dan bahan obat tradisiona. Pepagan D. aurea Smith, diproses dengan beberapa tambahan bahan lain, pernah dianjurkan untuk mengatasi seriawan, seriawan usus, dan peradangan pada gusi.
Buah dari beberapa jenis dapat dimakan, baik dalam keadaan segar
ataupun setelah diproses, dijadikan asinan atau dimasukkan dalam
masakan. Buah jenis sempur tertentu juga dipakai dalam keramas, untuk
membasmi kutu kepala, atau untuk mencuci pakaian.
Spesies-spesies tertentu seperti D. indica, D. obovata, D. ovata dan D. suffruticosa biasa digunakan sebagai tanaman hias di taman-taman dan tepi jalan.
No comments:
Post a Comment