Pisang raja uli dikenal sebagai pisang olahan warna kulit buah kunig cerah dan daging buah putih. Buahnya berasa manis dan beraroma harum. Setiap tandannya terdiri dari 5-8 sisir buah dengan berat setiap sisir kurang lebih 1620 g. beratnya buah 120 g. panjang buah 18 cm, dan lingkar buah 13 c,. pisang ini sangat enak jika direbus atau digoreng.
Deskripsi
Pisang ini merupakan salah satu jenis pisang raja. Bentuk buahnya
bulat memanjang dengan ujung meruncing. Kulit buahnya tipis dan
berwarna kuning kemerahan dengan ujung hijau. Daging buah berwarna
kuning kemerahan, rasanya manis, dan beraroma harum. Tanaman ini
berproduksi antara 100-160 buah per pohonnya. Panjang buahnya antara
1518 cm dengan berat 75-100 g. Pisang ini berasal dari Bogor, Jawa
Barat.
Pisang raja uli dikenal sebagai pisang olahan warna kulit buah kunig cerah dan daging buah putih. Buahnya berasa manis dan beraroma harum. Setiap tandannya terdiri dari 5-8 sisir buah dengan berat setiap sisir kurang lebih 1620 g. beratnya buah 120 g. panjang buah 18 cm, dan lingkar buah 13 c,. pisang ini sangat enak jika direbus atau digorang.
Manfaat
Buahnya merupakan produk utama pisang. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang dapat diproses menjadi tepung, kripik, ‘puree’, bir (Afrika), cuka, atau didehidrasi. Daun pisang digunakan untuk menggosok lantai, sebagai alas ‘kastrol’ tempat membuat nasi ‘liwet’, dan sebagai pembungkus berbagai makanan. Serat untuk membuat kain dapat diperoleh dari batang semunya. Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfaatkan digunakan sebagai pakan ternak; bagian-bagian vegetatif itu khusus dimanfaatkan jika pakan ternak dan air sulit diperoleh (batang semu itu banyak mengandung air). Tanaman pisang (atau daun dan buahnya) juga memegang peranan dalam upacara-upacara adat, misalnya di Indonesia, untuk upacara pernikahan, ketika mendirikan rumah, dan upacara keagamaan setempat. Dalam pengobatan, daun pisang yang masih tergulung digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang ditusuk digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare; air ini juga digunakan untuk menyetop rontoknya rambut dan merangsang pertumbuhan rambut. Cairan yang keluar dari akar bersifat anti-demam dan memiliki daya pemulihan kembali. Dalam bentuk tepung, pisang digunakan dalam kasus anemia dan casa letih pada umumnya, serta untuk yang kekurangan gizi. Buah yang belum matang merupakan sebagian dari diet bagi orang yang menderita penyakit batuk darah (haemoptysis) dan kencing manis. Dalam keadaan kering, pisang bersifat antisariawan usus. Buah yang matang sempurna merupakan makanan mewah jika dimakan pagi-pagi sekali. Tepung yang dibuat dari pisang digunakan untuk gangguan pencernaan yang disertai perut kembung dan kelebihan asam.
Syarat Tumbuh
Dengan pertumbuhannya yang sangat cepat dan terus-menerus, yang akan
mengakibatkan hasil yang tinggi, pisang memerlukan tempat tumbuh di
iklim tropik yang hangat dan lembap. Walaupun begitu, pisang ini sangat
menarik sehingga orang menanamnya juga persis di batas daerah
ekologiny4, yang di tempat itu kecepatan tumbuh rata-ratanya hanya dapat
mendukung hasil yang minim saja. Suhu merupakan faktor utama untuk
pertumbuhan. Di sentra-sentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah
turun sampai di bawah 15° C dengan jangka – waktu yang cukup lama; suhu
optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27° C, dan suhu
maksimumnya 38° C. Di dataran tinggi daerah ekuator, pisang tak dapat
tumbuh pada ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran
belum dipahami benar. Kebanyakan pisang tumbuh baik di lahan terbuka,
tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar-matahati
(sunburn). Dalarn keadaan cuaca berawan atau di bawah naungan ringan,
daur pertumbuhannya sedikit panjang dan tandannya lebih kecil. Pisang
sangat sensitif terhadap angin kencang, yang akan merobek-robek
daunnya, menyebabkan distorsi tajuk dan dapat merobohkan pohonnya. –
Diperlukan pasokan air yang ajek; untuk pertumbuhan optimalnya curah
hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembapan tanahnya jangan kurang dari
60-70% dari kapasitas lapangan, jadi sebagian besar lahan memerlukan
pengairan tambahan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang
adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan
aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi akan sangat menguntungkan dan
kandungan bahan organiknya. hendaknya 3% atau lebih. Tanaman pisang
toleran terhadap pH 4,5-7,5.
Pedoman Budidaya
Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan. Anakan yang berdaun
pedang-lah yang lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal
dari anakan demikian akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada
panen pertamanya (tanaman induk). Bonggol atau potongan bonggol juga
digunakan sebagai bahan perbanyakan. Bonggol ini biasanya dibelah dua
dan direndam dalam air panas (52° C) atau dalam larutan pestisida untuk
membunuh nematoda dan penggerek penggerek sebelum ditanamkan. Kini
telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat,
melalui ujung pucuk yang bebas-penyakit. Cara ini telah dilaksanakan
dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki
menimbulkan kekhawatiran. Penanaman pada umumnya dilakukan pada awal
musim hujan. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm.
Pisang dapat dijadikan tanaman utama atau tanaman pencampur pada sistem
tumpang sari. Pisang biasanya ditanam sebagai tanaman perawat (nurse
drop) untuk tanaman muda coklat, kopi, lada, dan sebagainya. Juga dapat
digunakan sebagai tanaman sela pada perkebunan karet atau kelapa sawit
yang baru dibangun, atau ditanam di bawah pohon-pohon kelapa yang
telah dewasa. Jika ditanam sebagai tanaman utama, pisang biasanya
ditumpangsarikan dengan tanaman semusim.
Pemeliharaan
Penyiangan berulang-uiang diperlukan sampai pahon-pohon pisang dapat
menaungi dan menekan gulma. Gulma diberantas dengan cara-cara mekanik
(dibabat, dibajak, – dan sebagainya) atau dengan tangan: Herbisida
pratumbuh cukup efektif, dan jika tanaman telah mencapai tinggi 1,5 m
atau lebih, dapat digunakan herbisida kontak. Pisang memerlukan
sejumlah besar hara. Di pekarangan pemakaian pupuk kandang dan kompos
dianjurkan, yang dikombinasikan dengan 0,25 kg urea dan kalium nitrat
(muriate of potash) setiap tiga bulan untuk masing-masing rumpun.
Pengairan diperlukan di areal yang memiliki musim kemarau panjang,
tetapi juga jika curah hujannya kurang dari 200-220 mm bulan. Air dapat
dialirkan melalui parit atau disemprotkan; kini pengairan-tetesan
(drip irrigation) telah banyak diterima. Selama putaran pemangkasan
ringan, daun-daun yang layu dipotong agar diperoleh mulsa dan untuk
menghindari sumber infeksi melalui penyakit-penyakit daun. DI
perkebunan skala komersial beberapa tindakan lain dilakukan untuk
rnempertahankan produktivitas yang tinggi dan untuk menjamin buah
berkualitas baik untuk pasatan (ekspor). Tindakan-tindakan itu mencakup
pembuangan anakan, pembuangan tunggui-tunggul, pemotongan jantung
pisang, dan pengurangan tandan buah. Setiap 6-12 minggu tanaman pisang
dibuangi anakannya, hanya ditinggalkan satu tanaman induk (yang sedang
berbuah), satu batang anakan (yang tertua), dan dalam hal
tanaman-sirung (ratoons), satu tanaman cucu. Pada kepadatan yang
rendah, setiap rumpun dapat berisi 2 batang induk berikut 2 anakannya.
Jadi, untuk menghindari berjejalnya batang, dan untuk mengatur panen
yang berurutan dalam setiap rumpun, satu anakan disisakan pada satu
pohon induk setiap 6-10 bulan (atau lebih untuk daerah beriklun sejuk)
untuk menghasilkan tandan berikutnya. Hanya anakan yang sehat dan
tertancap dalam yang boleh disisakan. Penyangga atau tali dapat
memberikan dukungan tambahan bagi tanaman yang berisi tandan buah;
topangan ini akan menghindarkan tanarnan dari patahnya batang karena
keberatan oleh tandan. Jantung pisang hendaknya segera dibuang setelah 2
sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada waktu yang bersamaan, satu
atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang untuk meningkatkan
panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa, dan tandan itu
mungkin perlu dikarungi. Karung itu dapat berupa kantung plastik yang
telah diberi insektisida, maksudnya untuk menghindari kerusakan oleh
serangga, burung, debu, dan sebagainya, dan untuk menaikkan suhu
tandan, memajukan pertumbuhan buah, terutama untuk daerah beriklim
dingin.
Hama dan Penyakit
Sigatoka kuning atau bercak daun merupakan salah satu penyakit yang
paling berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh Mycosphaerella musicola
(tahap konidiumnya disebut Cercospora musae) yang endemik untuk Asia
Tenggara, dan hanya dijumpai pada pisang. Bercak daun ini menyebabkan
kematian dini sejumlah besar daun pisang, menyebabkan tandan buah
mengecil dengan sedikit sisiran, dan individu buah pisang yang kurang
penuh. Penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama disebabkan , oleh
Fusarium oxysporum f. cubense. Penyakit ini berupa jamur tanah yang
meriyerang akar kultivar-kultivar pisang yang rentan, dan menyumbat
sistem pembuluh, sehingga tanaman akan layu. Satu-satunya cara
pemberantasan ialah penghancuran fisik atau kimiawi (herbisida) pada
tanaman yang terserang dan tetangga-tetangganya; lahan hendaknya
dikosongkan dan dipagari, serta dikucilkan dari penanaman dan aliran
pengairan. Penyakit layu bakteri atau penyakit Moko disebabkan oleh
Pseudomonas solanacearum, dan dapat membunuh pohon pisang yang tersexang
hanya dalam jangka waktu satu-dua minggu. Bakteri ini dapat ditularkan
secara mekanik, tetapi biovar 1-SFS adalah galur yang ditularkan oleh
serangga, dan dianggap sebagai galur yang paling berbahaya.
Pemberantasannya mencakup desinfeksi semua peralatan yang digunakan
dalam berbagai pengolahan pertanian dan penghancuran tanaman yang
terserang, beserta tetangga-tetangganya. Fumigasi dan pengkarantinaan
lahan yang terserang sangat dianjurkan. Penyakit ini umum,di belahan
bumi barat; di Asia Tenggara hanya ada di Filipina (Mindanao).
Penyakit-penyakit virus mencakup penyakit pucuk menjurai (bunchy top),
mosaik, dan mosaik braktea. Penyakit pucuk menjurai dan penyakit mosaik
ditularkan oleh afid [afid pisang, (Pentalonia nigronervosa),
menyebabkan pucuk pisang menjurai; afid jagung (Rhopalosiphum maidis),
dan afid kapas (Aphis gossypii), kesemuanya itu adalah vektor-vektor
untuk penyakit mosaik]. Pernberantasan penyakit-penyakit ini mencakup
tindakan karantina, pemeriksaan secara teratur dan penghancuran tanaman
yang terserang, penggunaan bahan perbanyakan yang. bebas virus,
pembuangan inang alternatifnya, dan pemberantasan vektor-vektornya.
Serangga hama yang paling berbahaya adalah kumbang penggerek pisang
(Cosmopolitis sordidus). Hama ini berasal dari Asia Tenggara, tetapi
telah tersebar ke semua areal penanaman pisang. Yang paling merusak
adalah Iarvanya: larva-larva itu menggerek bonggol dan menjadi pupa di
lorong-lorong yang dibuatnya. Sebagian besar jaringan bonggol akan
rusak, akibatnya akan menurunkan kemampuan pengambilan air dan hara,
juga kemampuan tertancapnya tanaman. Serangga dewasanya meletakkan
telur pada jaringan-jaringan bonggol atau di sekitarnya. Langkah
pemberantasannya mencakup pencacahan bonggol dan batang semu agar
pembusukan berlangsung lebih cepat, menjerat dan menangkap
serangga-serangga dewasa, menggunakan bahan perbanyakan yang tidak
terserang, merusak tempat berlindung dan tempat makan serangga dewasa
dengan cara menjaga kebersihan lahan di sekitar tanaman, dan
menggunakan insektisida. Dua macam ‘thrips’ menyerang tanaman pisang.
‘Thrips’ bunga, “thrips florum, berukuran kecil, dapat memasuki buah
yang sedang berkembang ketika brakteanya masih ada. Serangga ini
bertelur di situ dan memakan buah-buah yang muda, menyebabkan buah
berkulit kasar dan kadang-kadang menjadi pecah-pecah. ‘Thrips’ merah
karat (Chaetanaphothrips signipennis) memakan bagian-bagian tempat
perlekatan buah pisang pada tandannya, menimbulkan warna
kemerah-merahan. Pemberantasan hama ini dilakukan dengan insektisida
atau pembungkusan tandan; membantu koloni semut berada di sekitar
tempat itu juga dapat bermanfaat. Nematoda-pelubang (Radopholus
similis) adalah jenis nematoda yang paling merusak. Bercak-bercak atau
bintik bintik hitam pada akar menunjukkan adanya serangan yang kemudian
diikuti oleh infeksi jamur. Tanaman yang terserang hebat hanya tinggal
berupa batang berakar busuk, yang mudah roboh jika telah terbentuk
tandan buah. Langkah-langkah pemberantasannya mencakup pembuangan
tanaman yang terserang.
Sumber : http://buahbuahku.wordpress.com
No comments:
Post a Comment